PEREMPUAN KELUAR RUMAH! BANGUN ORGANISASI dan GERAKAN PEREMPUAN LAWAN PATRIARKI dan KAPITALISME untuk KESETARAAN dan KESEJAHTERAAN

02 Mei 2010


Lawan Pemerintahan SBY-Budiono yang Menghancurkan Industri Nasional, Pro Penjajahan Asing dan Anti Demokrasi, Bangun Pemerintahan Persatuan Rakyat Miskin; Bangun SOSIALISME!


Cukup sudah! Kapitalisme harus DILENYAPKAN agar klas pekerja dan rakyat miskin dunia lainnya terbebas dari perbudakkan kerja, kemiskinan dan ketertindasan. 124 tahun yang lalu gerakan buruh dan rakyat bersama-sama berjuang melawan perbudakan kerja, upah yang tak layak, pelarangan berorganisasi dan partisipasi politik. Kini, hampir satu seperempat abad kejadian momentual tersebut, mayoritas kaum buruh dimuka bumi ini masih dibelenggu oleh Kapitalisme, dikooptasi oleh serikat-serikat buruh yang pro kapitalis, atau dilumpuhkan oleh serikat buruh gadungan yang sekedar menghendaki perbaikan-perbaikan dalam sistem kapitalisme. Jelas sudah, hanya gerakan buruh dan rakyat yang revolusioner, berani, militan yang dapat menghancurkan tatanan kekuasaan Kapitalisme, dan berjuang pada tahap yang lebih tinggi lagi: perjuangan menuju Sosialisme.
Ketika kaum buruh dan rakyat di Venezuela, Kuba dan Bolivia sedang berjuang pada tahap yang lebih tinggi, di negeri ini, kaum buruh berjuang melawan penghisapan modal imperialisme yang menghancurkan kesejahteraan sosialnya (melalui Outsorucing, upah rendah, PHK Massal, bahkan keyakinannya pada kekuatannya sendiri).

Indonesia, negeri yang memiliki sumber daya yang besar, baik manusia maupun alamnya, tetapi, kenyataannya jutaan kaum buruh dan rakyat berada dalam standar hidup yang tidak layak, dan 40 juta orang menganggur. Suatu kenyataan kontras dari apa yang dimiliki negeri ini, padahal sama sekali TAK ADA BASIS MASYARAKAT Indonesia menjadi MISKIN dan DILUMPUHKAN. Saat ini, ketika krisis periodik Kapitalisme yang disebabkan pelipatgandaan harga-harga komiditi, kaum buruh dan rakyat menjadi korban sekaligus ujung tombak untuk “mengobati” krisis kapitalis yang akut ini. Jalan keluar Kapitalisme yang dilaksanakan sepenuhnya oleh Pemerintahan Agen Imperialis SBY-Boediono menggambarkan dengan jelas hal itu melalui: Liberalisasi Perdagangan ( China Asean Free Trade Agreement, Australia Asean New Zealand Free Trade Agreement), Liberalisasi Infrastruktur, Liberalisasi Keuangan, Stabilisasi Keamanan (terangkum dalam National Summit), intisari dari program-program tersebut yakni memperluas dan memperdalam penghisapan imperialisme terhadap alam dan tenaga kerja kaum buruh untuk “obat” krisis kapitalisme.

Berharap pada tetesan kesejahteraan dari modal kapitalis internasional, yang terjadi justru industri nasional bangsa ini hancur bahkan tak terindustrialisasi. Tengoklah, semenjak paket-paket kebijakan imperialisme dijalankan syarat-syarat kemajuan tenaga produktif bangsa ini justru anjlok: pengangguran semakin meningkat, jumlah usia pendidikan yang dapat bersekolah semakin rendah (Jumlah penduduk usia pendidikan tinggi (19 – 24 tahun) sebanyak 24.738.600 baru tertampung 3.441.429 orang (13,91%), tingkat gizi buruk masih tinggi, Angka kematian ibu (307 per 100.000) dan anak (35 per 1000 kelahiran).

Jelas sudah, dari sedikit indikator tersebut neoliberalisme tak menyelesaikan masalah tanpa masalah, justru sebaliknya, pasar bebas mempermudah penjajahan asing; pengerukan kekayaan alam dan penghisapan kerja manusia untuk melipatgandakan keuntungan kapitalisme internasional. Perusahaan tekstil gulung tikar, pertanian dan perikanan bangkrut, perluasan perkebunan melibas tanah-tanah rakyat dengan keuntungannya dinikmati kapitalis perkebunan.

Lalu apa Jalan Keluarnya?
Cukup sampai disini dengan perjuangan reformasi! Memperbaiki kebobrokan sistem Kapitalisme, hanya akan memperpanjang penghisapan dan pengerukan kekayaan alam dan kerja manusia; memperpanjang masa penindasan kapitalisme dan memperkaya para kapitalis. Tak mungkin ada kesejahteraan, pendidikan yang gratis, ilmiah, demokratis, upah yang layak secara nasional, perumahan bersih dan murah, kesehatan gratis dan berkualitas, energi, transportasi yang murah dan massal, lingkungan yang bersih, teknologi yang modern, murah dan massal, bahkan Industrialisasi Nasional yang kuat tak mungkin terwujud dibawah rezim kapitalis SBY-Boediono dan elit politik busuk lainnya yang juga agen Imperialis. Kenapa? Karena, imperialisme mengeruk hasil-hasil kerja manusia untuk kepentingannya, liberalisasi pasar menghancurkan produksi dalam negeri, sehingga menjadikan bangsa ini sekedar penjual sumberdaya dan konsumen bagi produk-produk imperialis yang berlebih (over).

Hidup seharusnya Indah! Dan Manusia selayaknya dengan pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini menikmati nikmatnya kehidupan! Tapi, KAPITALISME tak memungkinkan keindahan hidup itu menjadi kenyataan. Hari ini dan kedepannya, hingga tatanan kapitalisme dapat diruntuhkan oleh kekuatan buruh progressif bersama rakyat miskin lainnya, selanjutnya tatanan masyarakat yang adil/setara, modern, sejahtera, demokratik, ekologis terbangun, kehidupan yang indah adalah Mimpi dan Harapan!
Mimpi dan Harapan dimana tak ada lagi kesenjangan kesejahteraan, pengetahuan, kebudayaan, kesehatan, akan terwujud apabila kaum buruh dan rakyat miskin lainnya bersatu, bersama-sama MEMBEBASKAN diri dari CENGKRAMAN PENJAJAH ASING dengan menggulingkan PEMERINTAHAN AGEN PENJAJAH (SBY-BOEDIONO & ELIT POLITIK BUSUK), dan menggantikannya dengan Pemerintahan Alternatif; Pemerintahan Persatuan Rakyat Miskin. Pemerintahan Persatuan Rakyat Miskin yang dipimpin oleh Klas Pekerja Progressif adalah Pemerintahan Transisi yang mempersiapkan Pemerintahan Klas Pekerja/Pemerintahan Sosialis.
Sekali Lagi! Hanya persatuan diantara unsur-unsur yang revolusioner; berlawan; berani dan mengabdikannya diri bagi pembebasan manusia tertindas merupakan basis kekuatan untuk menggulingkan pemerintahan agen penjajahan modal asing. Persatuan diantara unsur-unsur revolusioner tersebut yang dapat membangun, mempertahankan dan melanjutkan kekuasaan rakyat pada perjuangan yang lebih tinggi lagi; melenyapkan Klas-Klas dalam masyarakat/ mewujudkan mimpi dan harapan manusia yang sehat, berkebudayaan maju, berpengetahuan, modern menjadi kenyataan.

Tapi, mewujudkan mimpi dan harapan itu bukanlah sesuatu yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Untuk membebaskan diri dari Imperialisme butuh menggulingkan pemerintahan agen imperialisnya, dan untuk menggulingkan pemerintahan agen imperialis dibutuhkan persatuan yang kuat, terstrukur secara nasional, memiliki program dan strategi taktik yang tepat dan kongkret, dan yang utama adalah DEMOKRASI di dalam persatuan. Dengan persatuan semacam itu, kesadaran klas pekerja dan rakyat miskin bisa berkembang, maju, dan terorganisasikan, sehingga klas pekerja dan rakyat miskin percaya pada kekuatannya dan dapat menggulingkan kekuasaan rezim kapitalis dan membuat klas kapitalis tak mampu kembali lagi berkuasa dan mengalahkan perjuangan klas tertindas. Tak selesai disitu saja, persatuan klas pekerja progressif dan rakyat miskin yang melawan ini harus mampu membangun pemerintahannya sendiri, Pemerintahan Persatuan Rakyat Miskin. Pemerintahan yang harus menjawab persoalan yang ditimbulkan oleh kebobrokan kapitalisme dan sisa-sisa feudalisme yang menghambat kemajuan perkembangan tenaga produktif (manusia, alat kerja dan alam). Oleh karena itu, Pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Klas pekerja ini haruslah memiliki dan melaksanakan program-program kongkret untuk mengembangkan tenaga produktif bangsa budak ini. Program-program tersebut adalah program-program yang memajukan kesadaran dan kebudayaan rakyat, kesehatannya, pengetahuannya, teknologinya, infrastrukturnya, manajemen dan keorganisasiannya, lapangan kerjanya, bahkan keberlanjutan kekuasaan politik dan ekonominya. Untuk apa? Agar Pemerintahan Transisi (Pemerintahan Rakyat Miskin) ini mampu bertahan dari rongrongan musuh-musuhnya yang hendak kembali berkuasa, baik itu dari luar (Imperialisme), maupun kekuatan musuh rakyat dari dalam (agen-agen imperialis: Reformis Gadungan, Sisa Ordebaru, Militer/Milisi Sipil Reaksioner). Dalam kepentingan diatas, Pemerintahan Persatuan Rakyat Miskin harus segera mengambil alih alat-alat produksi massal yang dikuasai oleh asing dan borjuasi nasional ( Pertambangan, Perbankan, Perkebunan, dll), mensita harta para koruptor, menghapuskan utang luar negeri, sebagai dana pembiayaan membangun Industrialisasi Nasional yang kuat. Dimana, Program Industri Nasional Pemerintahan Persatuan Rakyat Miskin tersebut antara lain: Pendidikan Gratis, Kesehatan Gratis, Perumahan, Air Bersih, Energi, serta Transportasi Murah dan Massal, Menaikan Pendapatan dan Membuka Lapangan Pekerjaan, Perbaikan Kerusakan Lingkungan, Menurunkan Harga Sembako, UU Politik dan Pemilu yang Demokratis, Penulisan Sejarah yang Jujur; Mengembalikan Ingatan Sejarah Rakyat, Pengadilan Kejahatan HAM dan Pembubaran Komando Teritorial, Pengadilan dan Penyitaan Harta Soeharto/Kroni, dan Koruptor Lainnya, Kuota 50% Perempuan untuk Semua Jabatan Publik.

Melalui pelaksanaan program tersebut secara konsisten, demokratik, dan kreatif maka Pemerintahan Transisi menuju Sosialis (Pemerintahan Persatuan Rakyat Miskin) dapat melenyapkan Kapitalisme sepenuh-penuhnya, meluaskannya ke negeri-negeri lain, melenyapkan klas-klas dalam masyarakat dan menjadikan sosialisme sebagai sesuatu yang material/kongkret bukan lagi sekedar impian, melainkan kenyataan yang disadari, dan dikehendaki oleh massa rakyat (buruh, tani, dan kaum miskin).

Melalui jalan inilah, Pembebasan Manusia dari Penindasan Modal; Penindasan Klas dapat tercapai, sehingga harapan memanusiakan manusia (Sehat, Produktif, Modern, Berkebudayaan Maju, Berpengetahuan, dll) bukan lagi suatu mimpi, melainkan sesuatu yang memiliki syarat-syarat materialnya.

Medan Juang, 1 mei 2010

Selamat Hari Buruh 1 mei 2010
Komite Politik Rakyat Miskin - Partai Rakyat Demokratik
(KPRM PRD)

Zely Ariane
Juru Bicara Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar