PEREMPUAN KELUAR RUMAH! BANGUN ORGANISASI dan GERAKAN PEREMPUAN LAWAN PATRIARKI dan KAPITALISME untuk KESETARAAN dan KESEJAHTERAAN

29 April 2010


Sejarah dalam Materialisme (Dialektik) Historis


Kesimpulan Garis Besar Sketsa Evolusi Sejarah
Oleh: Frederick Engels (1)

Mari lah kita simpulkan garis besar sketsa evolusi sejarah.

I. Masyarakat Abad Pertengahan—Produksi individual skala kecil. Alat-alat produksi yang hanya sesuai bagi pengguna individual; karena itu masih primitif, sulit digunakan, kecil manfaatnya, hasil produksinya tidak besar. Hasil produksinya hanya untuk langsung dikonsumsi, segera habis, apakah hanya oleh produsennya sendiri ataupun oleh tuan feodalnya. Bila, setelah dikonsumsi, ada kelebihan hasil produksi, maka kelebihan tersebut bisa lah dijual, masuk dalam perdagangan/pertukaran. Karenanya, produksi barang dagangan masih dalam masa kanak-kanaknya. Tapi, dalam dirinya sudah mengandung cikal bakal anarki terhadap produksi masyarakat pada umumnya.

II. Revolusi Kapitalis—Transformasi industri, yang awalnya melalui cara koperasi dan manufaktur sederhana. Mengkonsentrasikan alat-alat produksi (yang selama ini terpencar-pencar) ke dalam bengkel-bengkel besar. Sebagai akibatnya, alat-alat produksi individual ditransformasikan menjadi alat-alat produksi sosial—suatu transformasi yang, secara keseluruhan, tidak memberikan dampak pada bentuk perdagangan/pertukaran. Bentuk-bentuk pemilikan lama masih berlaku. Itu lah masa/basis bagi lahirnya kelas kapitalis. Dalam kapasitasnya sebagai pemilik alat-alat produksi, ia juga menjadi pemilik hasil-hasil produksi, yang ia ubah menjadi barang dagangan. Pertukaran/perdagangan dan pemilikan tetap merupakan tindakan-tindakan individu, tindakan-tindakan perseorangan. Hasil-hasil produksi sosial dimiliki oleh individu kapitalis. Kontradiksi fundamental, sumber yang akan membangkitkan seluruh kontradiksi dalam gerak maju masyarakat kita sekarang ini, dan yang akan melahirkan industri modern, adalah:

A. Pemisahan produsen dari alat-alat produksi; produsen tidak memiliki hak (pemilikan) terhadap alat-alat produksi. Pekerja dijatuhi hukuman: harus jadi buruh-upahan seumur hidupnya. Antagonisme antara proletariat dengan borjuasi.

B. Berkembangnya kekuasaan dan bertambahnya keampuhan hukum-hukum yang mengatur produksi barang dagangan. Persaingan antar kapitalis yang tak bisa dikendalikan lagi. Pengorganisasian sosial pabrik (milik) individual berkontradiksi dengan anarki sosial dalam produksi secara keseluruhan.

C. Di satu pihak, penyempurnaan mesin-mesin, yang dirangsang oleh persaingan—yang merupakan kewajiban bagi setiap individu pemilik pabrik—diembel-embeli oleh semakin meningkatnya pemutusan hubungan kerja. Bala tentara pengangguran; atau pasukan cadangan industri. Di lain pihak, perluasan produksi tanpa batas—yang, di bawah tekanan persaingan, juga merupakan kewajiban bagi setiap pemilik pabrik. Gabungan keduanya menghasilkan perkembangan tenaga-tenaga produktif yang sebelumnya tak pernah ada, kelebihan penawaran dibanding permintaan, over produksi, banjir barang-barang dagangan di pasar-pasar, krisis setiap sepuluh tahunan, lingkaran yang tak berujung pangkal: di satu sisi, kelebihan alat-alat produksi dan hasil-hasilnya—di sisi lain, kelebihan pekerja, yang tak punya pekerjaan dan tanpa penunjang hidup. Tetapi kedua pendorong produksi dan kesejahteraan sosial tersebut—kemajuan tenaga-tenaga produktif dan kelimpahan barang-barang yang dihasilkannya—tak bisa berjalan beriringan karena bentuk produksi kapitalis merintangi tenaga-tenaga produktif bisa selalu berproduksi dan merintangi barang-barang hasil produksi didistribusikan seluas-luasnya, bila tidak lebih dahulu diubah menjadi kapital—yang justru akan merintangi kelimpahan yang mereka hasilkan sendiri. Kontradiksi yang telah berkembang sedemikian rupa hingga tak masuk akal. Cara produksi bangkit-berontak melawan bentuk pertukaran/perdagangan. Borjuasi terbukti tak mampu lagi mengendalikan tenaga-tenga produktif sosial mereka sendiri.

D. Kelas kapitalis itu sendiri dipaksa secara sepihak untuk mengakui watak sosial tenaga-tenaga produktif. Lembaga-lembaga besar diambilalih—guna kepentingan produksi dan komunikasi—pertama-tama oleh perusahaan saham-gabungan, kemudian oleh gabungan perusahaan dan, pada akhirnya, oleh negara. Borjuasi terbukti merupakan kelas yang mubazir. Sekarang, seluruh fungsi sosialnya diambilalih oleh buruh-upahan.

III. Revolusi Proletar—Jalan keluar bagi semua kontradiksi. Proletariat merebut kekuasaan publik dan, dengan cara itu, mentransformasikan alat-alat produksi yang sudah berwatak sosial tersebut, dirampas dari tangan borjuasi, dijadikan milik publik. Dengan tindakan tersebut proletariat membebaskan alat-alat produksi dari watak kapital yang membelenggunya hingga kini, dan memberikan kemerdekaan sepenuh-penuhnya pada watak sosialnya agar bisa berkembang sesuai dengan hukum-hukumnya. Atau produksi yang berwatak sosial bisa dilaksanakan menurut rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pengembangan produksi kemudian membuat keberadaan berbagai kelas dalam masyarakat menjadi salah waktu (anachronism). Dalam proporsi yang sebanding dengan semakin melenyapnya anarki dalam produksi sosial, maka otoritas politik negara pun makin mati-melenyap. Manusia, akhirnya menjadi tuan atas bentuk organisasi sosialnya dan, bersamaan dengan itu, menjadi penguasa atas Alam, tuan atas dirinya sendiri—merdeka.

Menuntaskan emansipasi universal tersebut merupakan missi sejarah proletariat modern. Memahami secara mendalam syarat-syarat historis/kesejarahannya—agar tindakan pembebasan tersebut sesuai dengan hakikatnya/keharusannya, dan agar bisa memberikan pengetahuan yang lengkap (pada kelas proletariat yang sedang ditindas) tentang tugas yang diembannya, yang memenuhi syarat-syarat historis dan momentumnya—merupakan ungkapan teoritik gerakan proletar, atau sosialisme ilmiah.

****

Diterjemahkan dan dikutip dari Engels, Frederick, “Socialism: Utopian and Scientific”, dalam Marx, K. dan Engels, F., “Selected Works” (dalam 3 jilid), Jilid 3, hal. 150-151, Progress Publisher, Moscow, 1970-1977. Ditulis oleh Engels antara Januari dan pertengahan Maret 1877. Dipublikasikan dalam jurnal “La Revue socialiste” No. 3, 4, dan 5, 20 Maret, 20 April dan 5 Mei, 1880, serta diterbitkan di Paris, sebagai pamflet terpisah berbahasa Prancis, “Socialisme utopique et socialisme scientifique” tahun 1880. Di Zürich, tahun 1882, dan di Berlin, tahun 1892, diterbitkan dalam bahasa Jerman. Di London, tahun 1892, diterbitkan dalam bahasa Inggris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar