Di Jakarta, KPRM PRD, KPO-PRP, PPRM (dan organisasi-organisasi lain yang akan bersedia mendukung) akan menyelenggarakan aksi solidaritas untuk menuntut pembebasan aktivis Partai Sosialis Malaysia (PSM), pada tanggal 1 Juli 2011, Pukul 09:00 WIB di depan kantor Kedubes Malaysia di Jakarta Jl. H.R. Rasuna Said. Kav.X/6, No. 1-3, Kuningan, Jakarta Selatan.
Karakter represif pemerintahan dan polisi Malaysia tentu tidak asing bagi para Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia. Sehingga kita berkepentingan bersolidaritas dan mendukung setiap perjuangan demokrasi dan kesejahteraan di Malaysia agar rakyat dan kaum pekerja Indonesia di Malaysia dapat hidup berdampingan secara damai dan saling bantu-bersolidaritas.
Dihadapan fakta bahwa pemerintah Indonesia pun tidak berkepentingan dengan sungguh-sungguh membela tenaga kerja migran Indonesia yang direpresi oleh pemerintah Malaysia, dan juga fakta bahwa ruang demokrasi di negeri kita semakin lama semakin direpresi, semakin tak dimungkinkan lagi kebebasan berekpresi dan berideologi melalui pasal-pasal RUU Intelejen dan RUU KUHP, maka sekecil apapun aksi saling-solidaritas dibutuhkan untuk tegaknya demokrasi demi menjamin perlawanan rakyat memenuhi hak-hak kehidupannya.
Oleh karena itu, ayo bergabung pada aksi kami.
Terima Kasih.
Lawan setiap pemerintahan anti demokrasi!
Bersatu, Berjuang untuk kesejahteraan rakyat!
Berikut adalah pernyataan sikap yang dikeluarkan pada tanggal 28 Juni 2011 oleh Sekretaris Jenderal Nasional Partai Sosialis Malaysia (PSM) terhadap latar belakang penangkapan dan represi terhadap aktivis-aktivis PSM di Malaysia.
__________
Seruan mendesak: Serangan terhadap kaum Sosialis Malaysia
30 aktivis dari Partai Sosialis Malaysia (PSM) termasuk dua remaja telah dikenai pasal 122 undang-undang pidana (melakukan perang melawan Monarki dan mencoba mengembalikan ideologi komunis) dan ditahan selama 7 hari karena menjalankan kebebasan ekspresi mereka. Jika mereka ditahan atas dasar pasal tersebut, maka tidak ada jaminan untuk (pembebasan) mereka.
PSM ditahan pada tanggal 25 Juni di Kepala Batas, Penang ketika mereka mendistribusikan selebaran untuk menginformasikan kepada publik kampanye mengenai Udahlah-Bersaralah (Cukup Sudah, Saatnya Lengser) untuk penyadaran nasional yang baru-baru ini dilakukan oleh PSM dari tanggal 24-26 Juni 2011.
Berita bahwa PSM mencoba menghidupkan kembali komunisme didasarkan pada kaos-kaos pemimpin kiri yang biasa ditemukan di bis yang membawa aktivis-aktivis PSM. Berita-berita menyangkut PSM hendak menghidupkan kembali komunisme adalah cerita utama di semua Koran arus besar lokal dan hal itu dimaksudkan untuk menyebarkan ketakutan pada musuh-musuh hayalan—suatu taktik yang biasa digunakan di masa lalu untuk menyerang para aktivis.
Diantara mereka yang ditahan adalah Wakil Ketua Nasional PSM M. Saraswathy dan anggota parlemen dari PSM Dr. Jayakumar Devaraj. Berikut adalah para aktivis PSM yang ditahan:
7 ditahan di kantor pusat polisi
1. Dr, Jeyakumar – satu-satunya Anggota Parlemen dari PSM
2. Choo Chon Kai – Koordinator Internasional PSM
3. Selvam (supir bis)
4. Letchumanan- Sekretaris cabang PSM Sg. Siput
5. M.Sarasvathy – Wakil Ketua Nasional PSM
6. Chong Moi
7. Soh Sook Hwa – Anggota Komite Sentral PSM
Yang lainnya ditahan di pusat penahanan Kepala Batas
8. M.Sukumaran – anggota komite sentral
9. Kamaladevi
10. Indra
11. Saroja
12. Velayutham
13. Santhana
14. Ravindran - PSM Youth Secretary
15. Raveen Veerasenan
16. Thivya Kumar
17. Packialechumy
18. Jody
19. Wong Mei Yong
20. Nalaiyani
21. Deepa
22. Remy – Ketua cabang Tanjung Malim
23. Saratbabu – Ketua Kaum muda PSM (PSM Youth)
24. Gana – Ketua cabang Buntong
25. Sivoosamy – Ketua cabang Bercham
26. Shanmugam
27. Subramaniam
28. Arokiammangalam
29. Murugan
30. Tanushia
31. Kavitha
PSM mengutuk tuduhan pemerintah yang menyatakan PSM melakukan perang melawan Raja dan menghidupkan kembali Partai Komunis Malaysia. Kebohongan yang terang-terangan ini digunakan pada 30 aktivis PSM yang terlibat dalam kampanye penyadaran nasional “Cukup sudah, Saatnya Lengser” oleh PSM yang diselenggarakan dari 24-26 Juni 2011. Para aktivis yang seharusnya dibebaskan tanpa syarat ditahan selama 7 hari atas dasar pasal 122: melakukan perang melawan raja.
Pernyataan oleh polisi dan tuduhan oleh pemerintah saat ini terhadap PSM tidak berdasar, absurd, dan memiliki motovasi politik. Oleh karena itu PSM menuntut pemerintah menghentikan semua omong kosong ini, melepaskan mereka yang ditahan dan meminta maaf kepada PSM atas tuduhan yang tak berdasar tersebut.
PSM merasa agak luar biasa pemerintaj mencoba mengaitkan PSM dengan kaum Komunis hanya dengan menemukan beberapa kaos yang bergambar para pemimpin komunis. Lebih lagi pemerintah Malaysia memiliki hubungan diplomatic dengan Partai Komunis Cina, Kuba, Vietnam dan banyak negeri lain.
Selain itu, harus ditunjukkan bahwa, pemerintah Malaysia telah menandatangani persetujuan damai dengan MCP (Partai Komunis Malaysia/PKM) di tahun 1989 dan juga pemimpin senior Komunis seperti Rashid, Midin, Suriani, dan Abdullah CD telah memiliki seorang pendukung kerajaan dengan SYMM Sultan Azlan Shah. Oleh karena itu, memunculkan kembali hantu komunis pada era pasca perang dingin adalah langkah putus asa oleh rejim UMNO-Barisan Nasional untuk melanjutkan kekuasaan sambil menanamkan ketakutan diantara rakyat serta untuk menjustifikasi penggunaan Internal Security Act (Pakta Keamanan Nasional).
PSM adalah partai yang terdaftar yang melakukan kegiatan legal (tidak di bawah tanah) dan dikenal serta popular. PSM selalu mengakui kontribusi partai-partai kiri dalam perjuangan untuk kemerdekaan seperti PKMM, API, AWAS, dan PKM. Pengakuan atas partai-partai kiri ini oleh PSM tak dapat secara sempit diintepretasikan bahwa PSM mencoba menghidupkan PKM.
Media yang dikontrol UMNO-BN telah membesar-besarkan tuduhan ini untuk menakuti rakyat dari reli Bersih 2 yang dijadwalkan pada 9 Juli mendatang. PSM mendukung reli BERSIH 2, meskipun kampanye “Cukup sudah, Lengserlah BN” tidak berhubungan dengan reli Bersih 2.
PSM sadar bahwa aksi melawan PSM ini merupakan aksi terencana dengan sistematis oleh polisi untuk menciptakan musuh hayalan dengan tujuan menghadirkan situasi “darurat” dimana pemerintah dapat menjustifikasi penggunaan ISA serta melakukan serangan masif untuk menghentikan reli Bersih 2 pada tanggal 9 Juli nanti yang mendapatkan momentum dan dukungan dari massa.
Aksi polisi ini tidak akan menghentikan kami untuk melanjutkan perjuangan dan perlawanan untuk hak-hak rakyat dan kaum pekerja.
Kami menyerukan solidaritas internasional dan lokal. PSM saat ini adalah satu-satunya gerakan massa sosialis di negeri ini dan kami akan terus melanjutkan perjuangan besar ini.
Hidup Sosialisme! Hidup PSM!
Dikeluarkan oleh
S.Arutchelvan
Sekretaris Jenderal Nasional
Parti Sosialis Malaysia
(Oleh Zely Ariane)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar