PEREMPUAN KELUAR RUMAH! BANGUN ORGANISASI dan GERAKAN PEREMPUAN LAWAN PATRIARKI dan KAPITALISME untuk KESETARAAN dan KESEJAHTERAAN

06 Juni 2011

Sikap Politik PEMBEBASAN: Mengecam tindak kekerasan rektorat kampus Universitas Tehnologi Yogyakarta (UTY)


Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional
(PEMBEBASAN)


Sikap Politik:
Mengecam tindakan represif rektorat UTY, pihak keamanan kampus dan preman bayaran yang menyerang aksi Aliansi Pejuang Demokrasi Universitas Teknologi Yogyakarta dalam menuntut pembentukan dan legalisasi BEM

Sikap Politik dan Seruan Solidaritas
Atas tindakan brutal aparat keamanan kampus dan preman bayaran yang membubarkan, melakukan tindak kekerasan terhadap aksi Aliansi Pejuang Demokrasi Universitas Tekhnologi Yogyakarta (UTY) bersama kawan-kawan PEMBEBASAN Kolektif Wilayah Yogyakarta di kampus UTY.
Tolak dan Lawan Segala Bentuk Intimidasi dan Represifitas terhadap Aksi Rakyat dan Mahasiswa..!!

Salam Pembebasan Nasional!
Insiden yang menciderai demokrasi kembali ditunjukkan oleh unsur-unsur anti demokrasi. Pihak rektorat kampus UTY sejak lama menerapkan aturan pelarangan berorganisasi di kampus, hingga membuat geram kelompok mahasiswa demokratik.

Pelanggaran terhadap hak sipil-politik rakyat merupakan tindakan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Rakyat memiliki hak untuk bebas membentuk organisasinya, mengasah kapasitas dirinya, mengembangkan produkstifitas. Maka, tidak ada alasan kuat apapun bagi pihak rektorat Universitas Teknologi Yogyakarta untuk melakukan pelarangan terhadap aktivitas organisasi kemahasiswaan di dalam kampus, apalagi pelarangannya disertai dengan tindakan represif dan melanggar hukum. Pihak rektorat juga telah memainkan aturan tersendiri yang tidak sejalan dengan aturan yang berada di atasnya (jaminan kebebasan berserikat dan berorganisasi yang ada dalam salah satu pasal undang-undang dasar Negara). Kebijakan anti demokrasi di kampus Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) sudah dterapkan sejak tahun 2004, dimana kampus telah melarang segala bentuk aktivitas organisasi yang berada di lingkungan kampus mereka, baik itu organisasi intra (BEM) maupun ekstra kampus. Reaksi brutal dan bar-bar yang dilakukan rektorat merupakan cerminan dari watak militeristik, dimana segala hal yang menentang kekuasaan selalu diselesaikan dengan jalan mengerahkan alat-alat kekerasan (satpam, preman, polisi dan tentara).


Hal ini menegaskan bahwa demokrasi di negara ini sedang dihambat perkembangannya, dimana banyak terjadi pelarangan-pelarangan terhadap aktivitas organisasi untuk membicarakan problem-problem kampus maupun problem negara yang sampai sekarang tidak memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Pemerintahan hari ini terbukti gagal dalam menciptakan ruang-ruang keterbukaan demokrasi, dimana banyak kebijakan yang anti demokrasi kembali diaktifkan dalam menjaga stabilitas nasional. Salah satu contoh kongkrit yaitu soal Rancangan Undang-Undang Intelijen Negara, sehingga aparat negara melalui intelijen bebas untuk mencurigai bahkan menangkap/menculik orang-orang yang dianggap “mengganggu” stabilitas politik dan ekonomi negara. Kenyataan itu memberikan gambaran bahwa pemerintahan SBY-Boediono merupakan cerminan dari pemerintahan yang anti demokrasi.

Dari situasi tersebut, kami, Kolektif Nasional - Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (KolNas-PEMBEBASAN), mengutuk keras watak anti demokrasinya rektorat UTY, mengecam tindakan aparat keamanan kampus UTY, preman bayaran yang melakukan refresifitas terhadap perlawanan mahasiswa dan aparat kepolisian yang ada di lokasi kejadian membiarkan pemukulan berlangsung, padahal pemberitahuan aksi sudah disampaikan hari sebelumnya.

Dan Kami sepenuh-sepenuhnya mendukung aksi kawan-kawan Aliansi Pejuang Demokrasi Universitas Tekhnologi Yogyakarta serta mengajak semua gerakan pro-demokrasi agar bersolidaritas mendukung perjuangan kawan-kawan dari Aliansi Pejuang Demokrasi Universitas Teknologi Yogyakarta dalam memperjuangkan kebebasan rakyat dalam berserikat/berorganisasi. Sebagai bentuk solidaritas tersebut, kami meminta  kepada kawan-kawan seluruh gerakan maupun individu agar memberikan kecaman pada pihak Rektorat Universitas Teknologi Yogyakarta ke Nomor (08122714779), dan Kasat Intel Poltabes Jogja (081328123333).

Maka dari itu, kami menuntut dan menyerukan:
  1. Turunkan rektor dan singkirkan semua unsur anti demokrasi dari kampus UTY.
  2. Tangkap, adili dan penjarakan para pelaku kekerasan dan rektorat HARUS bertanggung jawab atas insiden pemukulan yang mengakibatkan jatuh korban.
  3. Hentikan segala bentuk intimidasi dan represifitas terhadap organisasi kemahasiswaan di kampus !
  4. Berikan kebebasan berorganisasi di dalam kampus, baik itu organisasi intra maupun organisasi ekstra kampus !
  5. Bangun persatuan mahasiswa dan rakyat, lawan segala bentuk represifitas yang membungkam demokrasi !
  6. Gulingkan rezim SBY-Boediono, rezim kapitalis penghambat demokrasi !
Demikian, terimakasih.
Salam Juang !
Semoga Berkobar !

Tegakkan Demokrasi Sejati
Bangun Persatuan, Berani dan Militan;
Berjuang untuk Pembebasan Nasional !

Jakarta, 01 Juni 2011
Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional
(PEMBEBASAN)

Ketua
Mutiara Ika

Sekjend
Sutrisno Bandu


Daftar Nama Korban Luka:
  • Arif hasibuan : anggota PEMBEBASAN Yogyakarta yang mengalami mamar di pipi dan robek dibagian bibir bawah,
  • Maman ; memar di bagian atas alis dan dileher serta bagian bibir atas, 
  • Rudi ; terkenak pukulan dibagian punggung, 
  • Dasril ; dadanya terkena tendangan,
  • Ridho ; kena pukul dan semprotan gas yang sasarannya terhadap pernafasan, 
  • Budi ; kena dibagian atas alis dan tergores dilegannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar