PEREMPUAN KELUAR RUMAH! BANGUN ORGANISASI dan GERAKAN PEREMPUAN LAWAN PATRIARKI dan KAPITALISME untuk KESETARAAN dan KESEJAHTERAAN

21 Mei 2011

Refleksi 13 Tahun Reformasi dilakukan oleh Mahasiswa di Ternate


Peringatan 13 Tahun Reformasi pada tanggal 21 Mei 2011 diperingati oleh sejumlah organisasi kemahasiswaan di Indonesia. Di Ternate Maluku Utara, sejumlah elemen mahasiswa yang terdiri dari; PEMBEBASAN, PPRM, SeBumi, KPRM-PRD, dan Perempuan Mahardhika, yang tergabung dalam KELOMPOK JALAN REVOLUSI menggelar aksi turun jalan dengan membagikan selebaran di kampus-kampus,dan kawasan perbelanjaan pusat Kota Ternate, antara lain; Terminal, Pasar, dan sepanjang Jalan Pahlawan Revolusi. Dalam setiap orasi, mahasiswa mengajak kepada seluruh mahasiswa lainnya dan masyarakat untuk merefleksikan perjalanan Reformasi Bangsa Indonesia sejak tanggal 21 Mei 1998 runtuhnya Rezim Diktator Orde Baru sampai 21 Mei 2011 saat ini, dengan kenyataan bahwa apa yang saat ini menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia tentang Kesejahteraan dan Keadilan belum sepenuhnya terwujud.

Menurut Koordinator Aksi Samsul Bahri Teapon; bahwa keadaan dewasa ini meskipun kran demokrasi telah dibuka secara luas sejalan dengan bergulirnya proses reformasi, namun perkembangannya tidak berbeda jauh dengan pemerintahan terdahulu pada masa Orde Baru, karena disebabkan oleh sistem Kapitalisme Neoliberal yang masih terus bercokol, sehingga harapan perubahan kearah yang lebih baik dalam era reformasi tidak pernah terwujud. Lanjut Samsul; sejak pemerintahan Presiden Habibie pasca Orde Baru sampai SBY-Boediono saat ini tetap melanjutkan arah Ekonomi – Politik Bangsa Indonesia yang selalu tunduk dan takluk pada kepentingan modal asing, yang membutuhkan pasar, membutuhkan buruh murah, membutuhkan ladang penghisapan baru dan luas dari asset-aset Negara,sumber daya alam,dan lain sebagainya. Selain itu, kasus-kasus pelanggaran HAM yang tidak pernah terungkap, yang terjadi baik sebelum era reformasi dan era reformasi sampai saat ini; pembantaian missal 1965-1969 yang menelan korban 3 juta jiwa, kasus penembakan misterius atau sering disebut Petrus dari 1982-1985 menelan korban 1.678 jiwa. Pendiudukan Timor Leste 1974-1999 korban ratusan jiwa, kasus Papua tahun 1966, kasus Tanjung Priok 12 September 1984, pembantaian Warga Talang Sari Lampung 1989. Kasus pembunuhan Aktivis HAM Munir, kasus Abepura Berdarah tahun 2000, penembakan warga Malifut (Maluku Utara) saat aksi di PT. NHM, dan lain sebagainya.

Dalam pernyataan sikapnya, mahasiswa menuntut:
  1. Tolak Sail Indonesia di Morotai (Sail Morotai)
  2. Turunkan Harga Sembako 
  3. Pendidikan dan Kesehatan Gratis untuk rakyat
  4. Naikkan Harga Komoditi Petani (Kopra, Cengkeh, Coklat, dan Pala)
  5. Tolak segala bentuk Pengusuran
  6. Tuntaskan seluruh kasus-kasus Pelanggaran HAM
  7. Bebaskan 10 warga Weda yang ditahan dalam aksi di PT. Weda Bay Nickel. 
  8. Pengadilan dan Penyitaan Harta Soeharto dan Koruptor-koruptor lainnya. 
  9. Adili para Pelaku Asusila (seperti; Buhari Buamona Sespri Baupati Sula, Oknum Kepala Sekolah di Tidore, dsb) 
  10. Penegakan Supremasi Hukum
  11. Tolak dan Cabut segala bentuk UU/peraturan yang anti rakyat. 
  12. Tolak Privatisasi BUMN
  13. Nasionalisasi Aset Perusahan Asing, dan Bangun Industri Nasional.



(Sumber; H. Asyura; Wartawan 'Sobat Khairun', 21/05/2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar