Perempuan adalah sosok yang sampai saat ini masih selalu dinomorduakan. Bahwa perempuan harus selalu menurut kepada laki-laki, Perempuan adalah kaum yang lemah dan anggapan-anggapan lainnya yang selalu ada dalam kehidupan masyarakat saat ini adalah salah dan sangat membuat harkat dan martabat perempuan semakin jauh dari kesetaraan, karena itulah kebudayaan yang dinamakan patriarki. Akhirnya pola pikir itulah yang sampai saat ini membuat perempuan menjadi semakin sulit untuk berposisi dan beraspirasi serta semakin terkungkung dalam kebudayaan yang tidak adil dan setara bagi perempuan itu sendiri.
Selain budaya patriarki, perempuan juga masih mendapatkan dirinya dalam penindasan yang bertambah. Sistem negara yang kapitalistik membuat perempuan tereksploitasi. Keterbelakangan pendidikan dan buta huruf (tercatat di BSN, mayoritas adalah perempuan) membuat perempuan di dunia kerja, dihargai murah oleh pengusaha. Kodrat menstruasi, menyusui dan melahirkan dijadikan alasan kuat untuk memPHK perempuan seenaknya. Akhirnya korban kemiskinan dan pengangguran terbanyak adalah perempuan, yang berujung sebagian perempuan mentaktisi hidupnya yang melarat dengan menjadi PSK. Di Indonesia sendiri, diperkirakan jumlah Perempuan pengidap HIV/AIDS mencapai 21% dari 5.701 kasus yang dilaporkan. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo juga melaporkan bahwa ingga desember 2004, pengidap HIV/AIDS FKUI?RSCM mencapai 635 kasus, dan 82 diantaranya (12,9%) adalah perempuan dengan rentang usia 15-53 tahun dan 79,8% dari mereka telah meniikah. Angka kematian Ibu di Indonesia pun bertambah sebesara 228 per 100.000 kelahiran hidup, berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007, meskipun demikian angka itu masih tertinggi di Asia.
Peran pemerintah dalam mengatasi kriminalisasi, penindasan sistem (kemiskinan, pengangguran, buta huruf dan kesehatan) terhadap perempuan sangat minim. Dalam sistem yang memuja modal (Kapitalisme) dan diperkuat dengan budaya patriarki ini membuat perempuan tidak bisa mendapatkan kesejahteraannya. Sejarah mencatat, perjuangan kartini untuk membebaskan perempuan untuk bisa belajar dan sejajar dengan laki-laki kini terhambat oleh sistem yang menindas ini. bahkan perjuangan GERWANI yang sampai mencapai kemenangan dengan perempuan terlibat dalam perjuangan pembebasannya, kini terbungkam setelah diberangus oleh kekuasaan orde baru. Perempuan kembali di pingit dalam domestifikasi. Kondisi perempuan yang tragis saat ini hanya akan bisa terbebas kecuali ketika perempuan kembali dilibatkan dan terlibat dalam perjuangannya. Dimulai dari perbanyak diskusi dan ajang-ajang penyadaran tentang persoalan perempuan dan hambatan-hambatannya, terutama dengan sasaran Kaum Muda Perempuan.
Untuk itu Perempuan Mahardhika, salah satu organisasi perempuan yang mandiri berangkat dari ini, terus konsisten membuat program-program dan ajang-ajang untuk perjuangan pembebasan perempuan. Di kesempatan ini, Perempuan Mahardhika menggelar Event yang berangkat dari realitas perempuan saat ini dengan melibatkan kaum muda perempuan untuk mengekspresikan realitas Perempuan dan perjuangannya dalam kreativitas karya-karyanya. Event ini bertemakan “Perempuan Dilarang Bicara” sebagai salah satu kritik terhadap sistem dan budaya yang masih mendiskriminasi perempuan. adapun event ini adalah rangkaian dari Program “Sekolah Feminis Untuk Kaum Muda”.
Kara-karya yang akan di tampilkan :
1. Pameran Kaya Lukis
2. Pameran foto
3. Pameran poster
4. Panggung Musik
5. Panggung tari
6. Panggung Teater
7. Panggung Ketoprak
8. Film
9. Diskusi Publik, "Perempuan dalam Media"
RUNDOWN ACARA DALAM PAMERAN KARYA PEREMPUAN MAHARDHIKA
Gelanggang Mahasiswa UGM, 28-29 Mei 2011
Inilah kelanjutan dari Sekolah Femninis III Perempuan Mahardhika Yogyakarta, yaitu "Pameran Karya Sekolah Feminis III" yang akan di adakan tanggal 28-29 Mei 2011 di Gelanggang Mahasiswa UGM.
28 Mei 2011 (Pukul: 18.00-22.30 WIB)
"Panggung Rakyat"
Pembukaan dan sambutan-sambutan
Ketua Panitia
Perwakilan Organisasi-oragnisasi
Band UPY (1)
Gentak Berontak
Tarian Ternate (1)
Band Soekardin
Musikalisasi Puisi
Ketoprak penggusuran Parangtritis dengan lakon “Bancak Gugat” Oleh Ketoprak Lesung ARMP Parangtrtitis
Band Sastro Moeni
Band Bayu Agni Solo
Band Union basting
Penutup
29 Mei 2011.
Pukul: 14.00-17.00 WIB
Diskusi Publik dengan Tema ”Perempuan dan Media: Memanfaatkan atau Dimanfaatkan?”,
Pembicara:
Vivi Widyawati (Komite nasional Perempuan Mahardhika)
Pito Agustine (Ketua Aliansi Jurnalis Independen DIY)
Luna Maya (Artis)*
Pukul: 18.00-22.00
"Pementasan Rakyat dan Pentas Teater":
Sambutan panitia
Band Ratertib
Band UPY (2)
Band Semar Mendem
Teater Koin UII
Band SeBUMI
Tarian Ternate (2)
Teater Unsrat UNY
Penutupan Panita
Keterangan:
Acara ini juga di isi dengan Pameran Seni Rupa, Patung dan beberapa karya dari seniman-seniman di Yogyakarta (Taring Padi, Tritura, Gestapu, dll) dan peserta sekolah Feminis III Mahardhika Yogyakarta.
*Masih dalam konfirmasi.
CP: Div. Acara dan Humas: Yayak: 0817460268 dan Niken: 0878385422022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar