Dalam liku panjang padang perlawanan
Terik memeras jutaan tetes peluh derita
Debu terhampar menghiasi genggam bara di kiri
Lalu getar suara menggemakan "REVOLUSI"
Keluar dari rumah menyambut langkah awal kemenangan
Kami pamit pada bunda,
Bunda berkata "jangan kau menambah penderitaan Bunda dengan deritamu"
Butir bening menggenang dalam tapak restu bunda
Selanjutnya kami tampung dalam detak perih penuh yakin
Untuk meniti dentam ombak kejayaan
Kepalan menyatu dalam sebuah bola api
Itu adalah senjata kami
Kami perempuan yang berdiri tegap di padang panjang revolusi
Langkah kami berderap, pandangan kami menantang
Kami bukan cleopatra dengan bayang ilusi semu
Kami bukan victoria yang memiliki singgasana adidaya
Kami juga tidak memiliki kesabaran mulia seorang teressa
Tapi kami adalah perempuan
Yang akan menjadi pembuka bagi zaman baru pembebasan
Kami bukan perempuan yang terpampang gagah dalam catatan dunia
Tapi sejarah akan mengukir perjuangan kami dalam prasasti kemenangan
Kami adalah perempuan dengan lantang suara gemuruh
Kami akan membangunkan dunia dari buai nikmat kemunafikan
Maka kami tidak akan sendiri
Karena kami tidak sanggup sendiri.
(Sebuah persembahan untuk IWD dan HarLah Perempuan Mahardhika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar