PEREMPUAN KELUAR RUMAH! BANGUN ORGANISASI dan GERAKAN PEREMPUAN LAWAN PATRIARKI dan KAPITALISME untuk KESETARAAN dan KESEJAHTERAAN

29 November 2008

PROFIL JNPM Yogyakarta


Keberhasilan gerakan demokratik 1998 dalam menggulingkan rejim suharto berdampak pada terbukanya ruang demokrasi termasuk arus informasi tentang kondisi perempuan yang sebenarnya sedang terjadi di Indonesia. Hal ini mendorong munculnya berbagai macam komunitas, kelompok, ormas dan NGO yang memperjuangkan hak-hak kaum perempuan. Menjamurnya organisasi-organisasi dan komunitas perempuan ini juga terjadi di Jogjakarta yang disebut-sebut sebagai kota pelajar.

Sebagai kota pelajar, jogjakarta memiliki banyak kampus dengan prosentase jumlah mahasiswa 30% dari seluruh penduduk asli kota jogjakarta. Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang dekat dengan arus informasi dan haus akan ilmu pengetahuan.juga merupakan kaum yang paling cepat mendapatkan informasi tentang isu-isu perempuan. Nampaknya inilah yang mendorong munculnya kelompok-kelompok diskusi lokal kampus yang menjamur mulai tahun 2003.

Tersebut diantaranya adalah:

  • Kupu-Kupu Pemberontak (UPN)
  • Kelompok Diskusi Perempuan untuk Demokrasi (ATMAJAYA)
  • Wadah Pembebasan Perempuan (UMY)
  • Gerakan Perempuan Merdeka (UII)
  • Gerakan Pembebasan Perempuan (UGM)
  • Perempuan Bergerak (SANATADHARMA)

Menjamurnya organisasi perempuan lokal kampus ini merupakan satu aspek positif bagi perjuangan hak-hak kaum perempuan, namun sayangnya pada waktu itu belum ada satu kesatuan atau jaringan yang dibangun antar kelompok perempuan ini dan belum ada perspektif kelompok perempuan ini untuk mengolah potensi-potensi perjuangan perempuan ke masyarakat luas. Evaluasi inilah yang mendorong kelompok perempuan lokal kampus yogyakarta untuk ikut serta dalam konfrensi nasional I yang diselenggarakan oleh Pokja Perempuan Mahardhika dan konfrensi nasional II , dan resmi sebagai pendiri Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika Jogjakarta.

Penggabungan diri dengan JNPM ini diharapkan mampu membentuk sinergitas gerakan antar kelompok perempuan untuk memaksimalkan perjuangan perempuan, dan sebagai jalur kelompok-kelompok diskusi kampus ini untuk terjun ke masyarakat karena JNPM merupakan ormas yang berjaringan dan bervisi meluaskan organisasi perempuan lintas sektor.

Paska bergabung dengan JNPM banyak kelompok-kelompok perempuan yang mengalami kemunduran dan hilang karena tidak ada kaderisasi dan sebagian besar anggota kelompok-kelompok ini sudah lulus dari Universitas. Kelompok-kelompok perempuan yang mengalami kemunduran itu adalah: KKP UPN, WAPER UMY, GPM UII,GPP UGM, PERAK SANATADHARMA, hanya KDPD ATMAJAYA yang masih bertahan sampai sekarang.

Namun menghilangnya beberapa kelompok perempuan di kampus-kampus ini tidaklah menyurutkan dinamika perjuangan perempuan di kampus, karena pada tahun 2007 mulai berkembang kembali kelompok-kelompok dan komunitas perempuan di kampus bahkan meluas ke kalangan pelajar, diantaranya:

  • Komunitas Studi Perempuan (UNY, UGM, UIN)
  • Komunitas Pembebasan Perempuan (UMY)
  • Suara Perempuan dan Kesetaraan (UPN)
  • Brondong Manis Community (individu dari beberapa SMA negeri dan Swasta di Jogjakarta).

Dinamika gerakan perempuan di kalangan kaum muda intelektual ini, terutama berkaitan dengan evaluasi kemunduran kelompok perempuan yang pernah terjadi merupakan satu tantangan besar yang harus diselesaikan oleh JNPM Yogyakarta agar gerakan perempuan semakin berkembang khususnya di kampus-kampus. Namun perkembangan kelompok perempuan di kalangan intelektual ini haruslah terus diluaskan, dan harus menjadi gerakan perempuan lintas sektor, mampu menjadi motor penggerak pembangunan organisasi-organisasi perempuan di masyarakat pada umumnya, sehingga perjuangan pembebasan perempuan mampu sepenuh-penuhnya diwujudkan.

Visi dan Misi

· Visi

  • Mewujudkan tatanan kehidupan sosial politik masyarakat yang sejahtera, modern, bersih, demokratik, internasionalis, produktif, adil dan setara secara gender. Agar setiap orang memiliki kesamaan dalam pilihan hidup dan kesempatan terlepas asal usul ras, kelas, dan jenis kelamin.
  • Mewujudkan tatanan kehidupan bernegara yang anti terhadap praktek-praktek militerisme.
  • Bersama-sama seluruh elemen masyarakat memperjuangkan perubahan tatanan budaya masyarakat yang patriarki menjadi budaya yang setara secara gender jender (gender mainstreaming).
  • Turut serta di dalam setiap perjuangan politik yang bertujuan meningkatkan kualitas demokrasi agar lebih partisipatif dan setara secara gender.

· Misi

  • Meningkatkan kesadaran gender perempuan miskin perkotaan dan pedesaan, kaum muda perempuan (pelajar dan mahasiswa), melalui pembangunan berbagai wadah-wadah perempuan di berbagai tingkatan.
  • Meningkatkan partisipasi sosial dan politik perempuan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di komunitas tempat tinggal, organisasi, sekolah/universitas dan tempat kerjanya.
  • Meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan komunikasi perempuan.
  • Membangun organisasi payung perempuan yang demokratik dan meluas.
  • Membangun kemandirian perempuan dengan menyelenggarakan berbagai model pendidikan dan pelatihan hak-hak perempuan yang sesuai dengan kebutuhan pewadahan.
  • Membangun persatuan-persatuan dengan berbagai sektor rakyat yang memiliki persoalan sama; sekaligus sebagai sarana saling belajar persoalan masing-masing sektor.
  • Turut serta di dalam setiap arena perjuangan demokrasi dan legislasi (reformasi politik dan ekonomi) yang berpihak pada perempuan, sebagai pembuka jalan, sekaligus bagian tak terpisahkan dari perjuangan untuk mewujudkan tatanan kehidupan bernegara yang lebih setara.
  • Mendesakkan pelaksanaan yang konsisten terhadap ratifikasi CEDAW (Penghapusan Segala Diskriminasi Terhadap Perempuan) melalui UU No.7 Tahun 1984; termasuk mendesak Negara untuk meratifikasi protokol opsional CEDAW, serta berbagai produk perundangan yang terkait dengan perlindungan hak-hak perempuan.
Sebagian Program Yang Pernah Dilakukan:

  1. Menyelenggarakan program Sekolah Feminis untuk Kaum Muda yang diikuti oleh mahasiswa/i dari berbagai kampus.
  2. Menjadi peserta sekaligus pendiri Pokja Perempuan Mahardhika dan Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika.
  3. Menyelenggarakan rangkaian agenda merespon Hari Perempuan Internasional 2005 dengan tema “Perempuan dalam bingkai” di gedung Societet.
  4. Menyelenggarakan diskusi publik memperingati Hari Perempuan Internasional 2006 dengan tema “Perempuan dan Virginitas” di UAJY.
  5. Melakukan aksi massa memperingati Hari Perempuan Internasional baik sendiri maupun front setiap tahunnya.
  6. Terlibat aktif dalam front-front persatuan demokratik yang ada di Yogyakarta
  7. Terlibat aktif dalam front-front perempuan yang ada di Yogyakarta
  8. Terlibat aktif dalam aksi-aksi perjuangan pembebasan perempuan, kesejahteraan dan demokrasi.
  9. Menyelenggarakan diskusi publik road show dengan tema “Kuota 50% Mungkin atau Tidak? “Belajar dari Gerakan Perempuan Amerika Latin” di FIB UGM, UPN dan UAJY.
  10. Menyelenggarakan pendidikan politik perempuan secara reguler
  11. Menyelenggarakan diskusi regular untuk internal dan eksternal
  12. Terlibat aktif dalam front Tolak Penggusuran di kawasan pantai Parangtritis
Jaringan JNPM Yogyakarta:

1. Suara Perempuan dan Kesetaraan (SUPERSTAR) UPN
2. Kelompok Diskusi Perempuan untuk Kesetaraan (KDPD) Atma Jaya
3. Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi-Politik Rakyat Miskin (LMND-PRM) DIY
4. Persatuan Politik Rakyat Miskin (PPRM) DIY
5. Serikat Pengamen Indonesia (SPI) DIY

Struktur JNPM Yogyakarta:

Koordinator: Niken Dwi Ismoyowati, SIP.

Div. Pendidikan dan Bacaan: Linda Sudiono, Staf: Sista Oktaviani, Cholis Annasir

Div. Jaringan Mahasiswa: Christina Yulita P

Div. Jaringan Rakyat: Aslihul Fahmi Aliya

Kesekretariatan dan dana: Mutiara Ika Pratiwi, Staf: Adrianus Sugihadi, Fx. Andy Permana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar