Mahardhika News-Jakarta, Dari belasan menjadi ribuan—buruh tumpah ruah di Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, Jakarta Utara, melakukan pemogokan.
Buruh KBN Tuntut UMP DKI 2011 Rp. 1,4 Juta.
Cakung, Jakarta Utara (03/12/2010)
Pagi, 05:30 WIB, di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung, Jakarta Utara, belasan orang aktifis buruh dari Forum Buruh Lintas Pabrik (FBLP-PPBI) dengan dukungan dari aktifis mahasiswa (Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) dan organisasi perempuan (Perempuan Mahardhika) menggelar orasi-orasi untuk mengajak para buruh melakukan demonstrasi menuntut upah Rp. 1,4 Juta.
Pagi itu, hujan mengguyur kawasan pabrik, tak menghalangi semangat mereka untuk mengajak para buruh berjuang demi kesejahteraan. Bermodalkan nyali, bendera, megaphone dan poster-poster, mereka tak henti-hentinya melakukan orasi politik di pintu gerbang belakang KBN dipimpin oleh kawan Jumisih dari FBLP yang juga sebagai pimpinan nasional Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (PPBI).
Beberapa jam kemudian, sekitar jam 08:00, para peserta aksi yang sudah masuk di dalam gerbang KBN mulai mendapat dukungan dari puluhan buruh (dari PT. Megasari). Awalnya, kerumunan puluhan buruh yang hendak bergabung dalam aksi dihalang-halangi oleh pimpinan serikat mereka, setelah salah satu aktifis PPBI meyakinkan para buruh, kemudian mereka mulai membangun kerumunan massa yang lebih besar, menyatukan kekuatan dalam aksi, dan saat itu pula mereka meninggalkan pimpinan serikatnya untuk bergabung dalam pemogokan menuntut UMP DKI 2011 sebesar Rp. 1,4 Juta.
“Ayo kawan-kawan kita mulai berjalan mengajak buruh yang masih bekerja di pabrik untuk keluar dan mogok kerja ! Pabrik mana saja yang akan kita datangi?” Teriak kawan Jumisih dari FBLP-PPBI ketika memimpin aksi. Tak lama kemudian, barisan buruh mulai meringsek menuju gerbang pabrik terdekat untuk menggalang persatuan, mengajak buruh yang lain mogok.
Sebagian buruh sambil membawa payung, berjalan menyusuri pabrik demi pabrik melakukan sweeping dalam gerimis, hingga akhirnya ribuan buruh KBN tumpah ruah di jalan-jalan kawasan. Tiap mengajak para buruh untuk mogok kerja, para buruh yang berjalan keluar pabrik disambut oleh yel-yel massa aksi, mereka berteriak serempak: “Hidup buruh, hidup buruh, hidup buruh ! Buruh bersatu tak bisa dikalahkan !” Sorak sorai tersebut semakin membakar semangat buruh yang sudah sekian lama ditindas oleh pengusaha dan pemerintah.
KBN merupakan suatu kawasan/komplek yang di dalamnya terdapat ratusan pabrik dan sekitar 100-an ribu lebih buruhnya.
Makin lama, makin membesar jumlahnya. Sementara, tindakan-tindakan dari pimpinan serikat buruh besar yang ada di KBN menghalangi anggotanya untuk bergabung dalam aksi pemogokan, namun, kehendak/semangat dan nyali para buruh yang ingin berjuang jauh lebih besar ketimbang pimpinan-pimpinan serikat mereka (yang pengecut).
Menjelang siang, beberapa serikat buruh yang tegabung dalam Aliansi Buruh Menggugat berdatangan mengikuti aksi pemogokan ini, seperti SBTPI dan SPOI, yang mulai menyatukan diri dalam barisan massa buruh di KBN Cakung.
Dalam perjalanan penyisiran ke beberapa pabrik, massa buruh (yang mayoritas adalah buruh perempuan) meminta kepada pihak pengusaha agar mengeluarkan buruhnya dan menghentikan produksi. Kemudian, para pengusaha mengatakan bahwa buruh-buruhnya sudah keluar pabrik dan sudah bergabung di dalam demonstrasi. Namun peserta aksi tidak lantas percaya, hingga terus berteriak mengajak keluar. Ternyata benar bahwa buruhnya masih bekerja di dalam pabrik. Setelah mengetahui kebohongan pengusaha tersebut, akhirnya para buruh marah dan melampiaskan kemarahannya dengan merobohkan pagar di beberapa pabrik, melempari pabrik dan bersitegang dengan satpam berikut preman bayaran pengusaha. Melihat kemarahan tersebut, akhirnya pengusaha mengeluarkan buruh-buruhnya.
Selain itu, kejadian pemukulan yang dilakukan pihak keamanan KBN kepada para buruh juga terjadi, akhirnya insiden saling pukul tak terhindarkan. Dan ternyata beberapa pihak keamanan pabrik itu merupakan bentukan dari serikat buruh besar di KBN.
Setelah sukses melakukan pemogokan untuk ke-dua kalinya di KBN Cakung, massa buruh sampai pada akhir tahapan aksi mogok. Kawan Jumisih selaku coordinator FBLP dan korlap aksi menyatakan diri akan bertanggung jawab jika setelah aksi ada hal-hal yang terjadi kepada massa aksi.
Setelah itu, aksi ditutup dan kawan-kawan buruh membubarkan diri dengan mengantongi semangat keberanian untuk menggelar aksi pemogokan kembali jika tuntutannya belum terpenuhi.
Di atas merupakan pelajaran berharga bagi siapapun yang meremehkan kekuatan buruh, terlebih kepada pengusaha dan pemerintah bahwa, aksi pemogokan merupakan peringatan kepada mereka sekaligus pernyataan perang terhadap kapitalisme dan rezim SBY-Boediono sebagai agennya yang tak pernah membela kepentingan kaum buruh. Dan juga pelajaran bagi serikat buruh gadungan yang tak memiliki kapasitas untuk mendorong keberanian kaum buruh dalam berjuang menuntut kesejahteraan. Kini tinggal bagaimana serikat buruh yang revolusioner untuk memimpin buruh yang sedang berlawan—selain itu juga harus memberikan kepercayaan diri kepada buruh agar berani. (PEMBEBASAN-bp)
benar kami hanya buruh biasa tapi kami punya harga diri
tanpa kami pabrik adalah rumah rumah hantu
mesin adalah rongsokan tak berguna
dan modal hanya sejumlah angka
(Andi Munadjat)
Perempuan Keluar Rumah!
Bangun Organisasi dan Pergerakan Perempuan
Lawan Kapitalisme, Berjuang untuk Kesejahteraan dan Kesetaraan
Ganti Pemerintahan Kapitalis SBY-Boediono; Tinggalkan Elit-elit Politik Busuk,
Bersatu, Bentuk Pemerintahan Persatuan Rakyat Miskin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar