PEREMPUAN KELUAR RUMAH! BANGUN ORGANISASI dan GERAKAN PEREMPUAN LAWAN PATRIARKI dan KAPITALISME untuk KESETARAAN dan KESEJAHTERAAN

17 Desember 2012

Belajar Lebih Dalam Untuk Melawan Musuh-Musuh Perempuan

SF Lanjutan - Perempuan Mahardhika

Setelah sukses menyelenggarakan Sekolah Feminis (SF) untuk Pemula beberapa bulan yang lalu, Komite Nasional (KN) Mahardhika kemudian melaksanakan tahap lanjut dari program pendidikan tersebut yang bernama SF Lanjutan, bertempat di Jakarta, 11-12 Desember 2012 lalu.

Jika SF Pemula berisi tentang pengenalan awal problem-problem perempuan maka pada SF Lanjutan ini peserta diajak untuk mengetahui landasan-landasan teoritik tentang problem tersebut. Oleh karena itu dipilihlah 2 topik utama dalam SF kali ini yaitu pembahasan tentang Patriarki dan Kapitalisme.

Peserta dari SF Lanjutan ini utamanya adalah mereka yang sudah mengikuti program SF Pemula untuk Mahasiswa ataupun Buruh. Akhirnya, terdapat 20 orang peserta SF Lanjutan dengan perincian 2 peserta dari Medan, 2 dari Samarinda, 3 dari Makassar dan 1 dari Sinjai. Kemudian, 1 dari Ternate, 2 dari Yogyakarta, 5 dari Mojokerto, dan 3 orang dari Jakarta (peserta SF Buruh) serta 1 lagi adalah kawan laki-laki dari pimpinan organisasi Mahasiswa (PEMBEBASAN) yang mendaftarkan diri menjadi peserta.

Di hari pertama SF ini peserta diajak untuk mengetahui serba-serbi patriarki. Sesi ini difasilitatori oleh Myra Diarsi, salah satu aktivis feminis Indonesia. Pertama, peserta diajak untuk memperdalam sebaran/dampak patriarki dalam kehidupan perempuan, yang sebenarnya telah diperkenalkan dalam materi SF Pemula. Peserta diajak untuk merefleksikan dampak tersebut dalam kehidupan sehari-hari mulai dari ranah tubuh dan keluarga, tempat kerja serta negara.

Ada satu yang menarik ketika salah seorang peserta mengungkapkan tentang tradisi patriarki “memukul payudara perempuan” yang hingga saat ini masih dipraktekkan oleh masyarakat di Bumbana, Sulawesi Tenggara. Memukul-mukul payudara (biasanya dengan alat pengambil nasi) dilakukan oleh seorang ibu pada anak gadisnya ketika sudah beranjak dewasa. Hal itu dilakukan agar anak tersebut tidak memiliki payudara besar. Masyarakat meyakini bahwa payudara besar adalah salah satu penyebab terjadinya pemerkosaan terhadap perempuan karena memicu bangkitnya birahi laki-laki.

Dalam sesi patriarki juga disebutkan tentang tidak adanya penghargaan terhadap setiap nilai kerja yang dihasilkan perempuan. Jika perempuan bekerja di ranah publik maka ia akan diupah murah atau lebih rendah dari laki-laki, sedangkan pekerjaan-pekerjaannya di ranah domestik dianggap sebagai kerja yang tidak menghasilkan (reproduktif). Patriarki juga telah membuat peran-peran gender menjadi sangat kaku dan menindas. Membuat laki-laki tidak bisa menjadi feminim, berperasaan lembut, menangis untuk mengekspresikan sesuatu karena menganggap gender tersebut rendah dan tak bernilai. Kemudian, perempuan sangat rawan menjadi sasaran kekerasan dan pelecehan seksual karena keberadaannya hanya dianggap sebagai objek seksual.

Penindasan patriarki ini juga lintas identitas jender, dalam makna distribusi kuasa tak setara ini juga bisa terjadi dalam relasi homoseksual (sesama jenis). Masih terdapat peran jender “laki-laki” seperti harus memimpin, menjadi yang utama dan dipatuhi, dsb yang dilakukan oleh seks laki-laki ataupun perempuan.

Walaupun penindasan patriarki begitu dalam menyerang tubuh dan seksualitas perempuan, namun belum tentu mudah bagi seorang perempuan untuk membongkar kasus-kasus yang menimpa pada dirinya sendiri. Perempuan seringkali menjadi LIYAN (bahasa jawa yang berarti orang lain) ketika dihadapkan pada persoalan patriarki yang menimpanya. Seribu satu alasan muncul justru untuk melindungi pelaku kekerasan itu sendiri yang umumnya adalah laki-laki dekat dari korban.

Setelah mengupas konsep dan bentuk patriarki, sesi I dalam SF Lanjutan ini diakhiri dengan testimoni dari beberapa aktivis perempuan. Dua diantaranya adalah Theresia Iswarini dan Estu Fanani. Dalam pengalaman kedua aktivis tersebut diceritakan bahwa pilihan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan oleh perempuan. Di setiap fase kehidupan, perempuan akan dihadapkan pada satu titik persimpangan.

Tidak memilih untuk memasak di tengah masyarakat yang mencitrakan perempuan dengan tugas memasak, kemudian memilih pilihan studi lapangan di tengah citra pilihan tersebut hanya untuk laki-laki adalah tantangan bagi perempuan. Teguh dan yakin terhadap diri sendiri kuncinya.  

Testimoni ketiga hadir oleh Sri Sulistiyawati (Eyang Sri), seorang perempuan pejuang mantan anggota Gerwani yang hingga kini masih aktif dalam perjuangan penegakan HAM. Melalui sesi ini peserta diajak untuk mendengarkan secara langsung pengalaman perjuangan politik kesetaraan perempuan dalam masa sebelum 1965, serta keteguhan dalam memegang prinsip perjuangan tersebut.

Walaupun 11 tahun harus merasakan pengalaman hidup di penjara, hingga berumur 72 tahun masih harus memperbaharui KTP setiap 5 tahun, harus hidup berpindah-pindah rumah, namun tak sekalipun raut muka sedih tersirat pada wajah Eyang Sri. Keyakinan akan perjuangan telah membawanya pada suka cita untuk terus menghadapi tantangan perjuangan tersebut.

Selanjutnya, di hari II pelaksanaan SF peserta diajak untuk belajar tentang kapitalisme. Sebenarnya kapitalisme sendiri bukanlah hal baru bagi mayoritas peserta SF Lanjutan. Namun dalam materi kali ini peserta diajak untuk melihat sistem kapitalisme sebagai satu sistem yang menopang keberlangsungan patriarki dalam masyarakat dunia.

Dalam proses memfasilitasi sesi ini, Zely Ariane (Koord. Dept. Sekolah Feminis Mahardhika) mencoba menjelaskan bahwa tidak hanya alam dan tekhnologi bentuk alat produksi yang dimiliki oleh kelas bermilik, tapi dalam analisa patriarki manusia perempuan juga menjadi alat produksi yang kemudian dimiliki oleh laki-laki (kepemilikan manusia).

Dalam materi ini dijelaskan pula bahwa tidak ada kontradiksi penempatan isu-isu pembebasan perempuan sebagai yang prioritas atau tidak di dalam perjuangan kelas. Saat ini sistem kapitalisme telah begitu dalamnya berkawin dengan patriarki, mulai dari ranah keluarga, tempat kerja hingga negara. Di ranah keluarga, kapitalisme telah menggunakan patriarki untuk membuat perempuan memelihara dan menjaga generasi secara gratis, melayani rumah tangga suami, penerus nilai-nilai yang mempertahankan kapitalisme. Di ranah publik (tempat kerja), menjadikan perempuan sebagai pekerja berupah merah dan rawan kekerasan serta pelecehan. Kapitalisme juga telah menggunakan seksualitas perempuan sebagai sumber akumulasinya (industri kecantikan dan pornografi).

Dalam kaitannya dengan relasi homoseksual, kapitalisme juga menyumbang besar terhadap perkembangan homofobia (ketidaksukaan atau ketakutan terhadap perilaku homoseksual). Bentuk patriarki yang diadopsi oleh kapitalisme adalah logika bahwa semua tindakan seksual yang tidak bertujuan untuk reproduksi adalah haram untuk dilakukan.

Sekarang adalah saat bagi perempuan untuk melawan hambatan-hambatan material dan spiritual yang menekan laju perkembangan tenaga produktif perempuan. Merubah corak produksi kapitalisme yang memiskinkan manusia pekerja, serta menggugat kepemilikan laki-laki yang menyebabkan distribusi kuasa tak setara pada perempuan.

Saatnya belajar, berani, melawan dan membangun organisasi perempuan.
Salam kesetaraan. 



1 komentar:

  1. Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
    Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...





    BalasHapus