PEREMPUAN KELUAR RUMAH! BANGUN ORGANISASI dan GERAKAN PEREMPUAN LAWAN PATRIARKI dan KAPITALISME untuk KESETARAAN dan KESEJAHTERAAN

29 Mei 2012

Pelangi Kuba: Revolusi Seksual di dalam Revolusi


Oleh: Rachel Evan
Diterjemahkan oleh: Vivi Widyawati


Ketika aku berusia 16 tahun, saya pergi ke acara solidaritas untuk Kuba di kota kelahiranku. Dalam pidato penutupan yang inspiraitf tentang catatan kesehatan di Kuba, standar pendidikan dan kebijakan revolusi untuk mengirimkan dokter-dokter dan guru-guru ke negeri-negeri miskin, dengan teriakan meriah “Cuba yes, Yankee No!” . Jauh lebih baik dari perasaan, nyanyian dan tarian palsu saat di gereja. Bertahun-tahun kemudian saya memutuskan untuk mengunjungi Kuba dan melihat revolusi dengan mata sendiri dan menghilangkan garis homopobia.

  Pekerjaan ini membantu untuk meletakkan kebohongan dan distorsi yang telah dilakukan oleh Pemerintan Amerika tentang revolusi Kuba yang tidak demokratis, homopobia dan tiran. Kunjungan dan studi saya tentang Kuba membuktikan bahwa tidak ada dasar atas tuduhan tersebut.

Melawan Homopobia dan Pendudukan

29/05/2012


Melawan Homopobia dan Pendudukan

Alex de Jong[1]
Haneen Maikey (HM) adalah seorang perempuan, warga negara Palestina dan anggota Al Qaws—suatu kelompok queer[i]— yang melakukan kunjungan ke Amsterdam pada bulan Juni untuk berbicara tentang perjuangan emansipasi seksual dan melawan pendudukan Israel. Alex de Jong melakukan wawancara dengannya sebagai seorang queer sekaligus warga negara Palestina dan kontribusinya sebagai queer terhadap perjuangan pembebasan Palestina, untuk pembaca Grenzeloos di Belanda.
HM: Aku berkunjung ke sini untuk berbagi pengalamanku sebagai seorang aktivis queer Palestina. Sebagai sebuah gerakan, kami seringkali dimarjinalisasi oleh media—jika seseorang menulis tentang queer di Palestina, selalu mengabaikan apa yang kami katakan menyangkut  diri kami. Melainkan, fokusnya selalu pada kami yang dianggap sebagai korban, bukan pada prestasi-prestasi kami.  Itulah salah satu alasan mengapa kami pikir penting berbicara mengenai pengalaman-pengalaman kami dalam pertemuan-pertemuan seperti ini atau dalam speaking tour seperti yang baru saja kami lakukan di Amerika Serikat. Al Qaws adalah sebuah kelompok akar rumput queer dan LGBT yang memfokuskan diri menjawab kebutuhan-kebutuhan individu dan membangun komunitas dimana orang-orang bisa merasa bebas mengakui semua indentitas diri mereka, tanpa harus memilih, misalnya, antara menjadi queer atau menjadi warga negara Palestina. Bagi kami, ini merupakan bagian dari visi besar menantang dan menghancurkan hirarki-hirarki seksual dan jender di dalam masyarakat Palestina.

24 Mei 2012

Bebaskan Baba Jan dan Seluruh Tahanan Politik Hunza dan Faisalabad 9!


Surat untuk Kedutaan Pakistan di Jakarta, Indonesia
Kepada: Bapak. Sanaullah
Duta Besar Pakistan
Jalan Mega Kuningan Barat Blok E.3.9 Kav. 5-8, Mega Kuningan Jakarta Selatan Indonesia
Telpon: +62-21-57851836-8
Faks: +62-21-57851645
Email: pakembassyjakarta@gmail.com
Website: www.mofa.gov.pk/Indonesia/default.aspx

Bebaskan Baba Jan dan Seluruh Tahanan Politik Hunza dan Faisalabad 9;
Demokrasi dan Kesejehtaraan untuk seluruh rakyat Pakistan!
Salam hormat,
  • Kami menulis surat ini pada anda terkait beberapa pendukung dan anggota Partai Buruh Pakistan (LPP) yang ditahan diberbagai penjara Pakistan, termasuk  9 buruh tekstil di penjara Faisalabad. 15 aktivis saat ini berada di penjara Gilgit termasuk Baba Jan, anggota terpilih Komite Federal LPP. Mereka BUKAN teroris. Mereka adalah aktivis politik. Namun demikian, mereka semua dikenakan undang-undang Anti Teroris.
Perdana Menteri Yousaf Raza Gilani mengatakan pada 14th November 2011, berbicara di Mandi Bahuldin, bahwa tidak ada tahanan politik saat ini di Pakistan. Namun nyatanya terdapat setidaknya, 24 orang anggota dan pendukung LPP di penjara atas alasan politik. Terdapat banyak lagi yang menghilang di penjara-penjara Baluchistan diluar dari mereka yang saat ini menghilang (di luar tahanan).
  • Kami menulis surat ini untuk meminta intervensi anda segera bersama dengan pemerintah Pakistan menjamin pembebasan Baba Jan dan lima tahanan politik lain yang saat ini di tahan di wilayah Gilgit-Baltistan. Baba Jan adalah pemimpin Partai Buruh Pakistan sekaligus Front Pemuda Progresif di wilayah itu.

Sikap dan Seruan Politik Sekber Buruh Jabotabek Menuju 14 Tahun Reformasi


Persoalan Rakyat Tidak Mampu Diselesaikan Dengan Reformasi!
Lawan & Gulingkan Kediktatoran (Orde) Modal!
Beberapa hari lagi kita akan masuk pada momentum bersejarah yang membuktikan kebesaran kekuatan rakyat, yaitu tumbangnya kediktatoran orde baru Soeharto. Tepat pada 21 Mei 1998, atas tekanan kekuatan rakyat yang membanjiri pusat-pusat kekuasaan dan aset-aset vital ketika itu, Soeharto tak punya jalan lain kecuali mengikuti tuntutan rakyat untuk berhenti jadi penguasa. Sorak kemenangan seakan memperpanjang ‘nafas rakyat’ untuk mengenyam harapan atas kehidupan yang lebih merdeka dan bermartabat.
Kini, menjelang berjalannya tahun ke-14 reformasi, banyak rakyat mulai bertanya, apakah hasil dari reformasi itu? Diawal-awal perjalanannya (1998-2001) kita masih dapat melihat bahwa reformasi menghasilkan kebebasan berkumpul/berorganisasi, berpendapat, dan aspek-aspek lain atas demokrasi (kelembagaan/prosedural), yang sedikit meluaskan ruang partisipasi ekonomi politik rakyat. Namun semakin berjalannya waktu, permukaan yang seakan demokratis dan berpengharapan terlihat semakin bopeng dan keropos. Rakyat mulai mengeluhkan kenyataan yang semakin absen menghadirkan kesejahteraan. Bahkan kebebasan berkumpul dan berpendapat saja yang dahulu sempat didapat kini mulai dicerabut oleh penguasa dengan berbagai macam cara. Puluhan lembaga yang hadir pasca reformasi pun seperti tak memiliki kekuatan untuk membela kepentingan rakyat.

10 Mei 2012

PERS RILIS MENGGUGAT KEMBALI KASUS MARSINAH 19 TAHUN KASUS MARSINAH TERBENGKALAI: USUT TUNTAS KASUS MARSINAH


(RADIO KOMUNITAS MARSINAH FM, PEREMPUAN MAHARDHIKA, FORUM BURUH LINTAS PABRIK (FBLP-PPBI),  KASBI, GSPB-PPBI, PEMBEBASAN)

19 tahun yang lalu, pada 9 Mei 1993, jasad Marsinah ditemukan tergeletak di sebuah gubuk berdinding terbuka di pinggir sawah dekat hutan jati, di dusun Jegong, desa Wilangan, kabupaten Nganjuk, lebih seratus kilometer dari pondokannya di pemukiman buruh desa Siring, Porong. Tidak pernah diketahui siapa yang meletakkan mayatnya di sana. Sama halnya tidak pernah diketahui siapa pembunuh sebenarnya, siapa yang menjadi otak dari pembunuhan seorang buruh perempuan pabrik Arloji yang kini pabrik dan tempat tinggalnya sudah tenggelam oleh lumpur Lapindo.