PEREMPUAN KELUAR RUMAH! BANGUN ORGANISASI dan GERAKAN PEREMPUAN LAWAN PATRIARKI dan KAPITALISME untuk KESETARAAN dan KESEJAHTERAAN

30 April 2010


Berita dari Cisadane: Perempuan Mahardhika Kecam Oknum yang Memasang Spanduk “Terima Kasih SBY”


Mahardhika News--Dalam aksi warga Kampung Sewan Tangga Asem, Lebak, Kokun, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Tangerang pada Selasa (27/04) dalam menolak penggusuran, ada oknum yang memasang spanduk bertuliskan “Terima Kasih pada Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono atas Instruksi Hentikan Penggusuran tanpa Musyawarah” di Tangga Asem.

Melihat kejadian itu, warga lalu menurunkan spanduk tersebut karena tidak ada kesepakatan sebelumnya. Hal ini dibenarkan oleh Wahida, aktivis Urban Poor Consortium yang juga mendampingi warga.

“Kita tahu siapa itu SBY, yang anti rakyat miskin, dan SBY juga belum mengeluarkan statement apapun mengenai penggusuran di Cisadane ,” teriaknya dalam orasi di hadapan massa.

29 April 2010


Seruan Mayday


AYO BURUH PEREMPUAN TURUN KE JALAN, REBUT HAKMU, LAWAN REZIM KAPITALIS PENINDAS RAKYAT DAN PEREMPUAN, SBY-BUDIONO BANGUN PERSATUAN KAUM GERAKAN DAN RAKYAT YANG DEMOKRATIK, MANDIRI, FEMINIS DAN EKOLOGIS!

Salam kesetaraan, dan salam perjuangan buruh!!

Mayday atau hari buruh sedunia diperingati setiap tahun oleh kaum buruh dengan turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan kesejahteraan kaum buruh. Mayday mulai diperingati sejak 1 Mei 1890, setelah setahun sebelumnya ditetapkan sebagai Hari Buruh Internasional dalam Kongres Sosialis Internasional 1889. Dipilihnya 1 Mei sebagai hari buruh adalah untuk memberikan penghormatan kepada gelombang aksi-aksi pemogokan dan mobilisasi kaum buruh yang merebak di Eropa dan Amerika Serikat untuk menuntut pemberlakukan 8 jam kerja/hari, yang pada tanggal 1 Mei 1886 sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mulai mengadakan demonstrasi besar-besaran selama 4 hari di mana pada tanggal 4 Mei polisi membubarkan aksi di Chicago dengan penembakan dan bom yang menewaskan 8 orang buruh dan ratusan buruh lainnya terluka. Pimpinan-pimpinan buruh sendiri dihukum mati.


Berita dari Cisadane: Kampung Cina Benteng Nyaris Dilalap Api


Mahardhika News--Senin (26/04) hampir tengah malam, pemukiman warga di sepanjang bantaran Cisadane yang lebih dikenal sebagai Kampung Cina Benteng, Tangerang, nyaris terbakar. Untungnya, warga yang meronda melihat kobaran api dan segera memadamkannya sehingga tak sempat membesar dan menjalar ke rumah lainnya.

Para warga memang sudah bersiaga semenjak adanya kebijakan dari Pemkab Tangerang untuk menggusur bangunan di bantaran Cisadane. Rumah yang berdinding bilik dan beratapkan rumbia itu hanya sempat terbakar pada bagian atapnya, suatu hal yang membuat warga keheranan.


Untuk Mengobarkan Perlawanan Menolak Penggusuran Di Sepanjang Bantaran Sungai Cisadane


Salam Kesetaraan dan Salam Perjuangan Rakyat Miskin!

Sebentar lagi, pemukiman warga di sepanjang bantaran Cisadane akan rata dengan tanah karena digusur. Penggusuran ini jelas tanpa solusi, tanpa ganti rugi dan tanpa relokasi ke tempat yang lebih baik. Apa pun alasan penggusuran, pemerintah daerah Tangerang harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya.

Penggusuran dipastikan akan mengerahkan aparat Satpol PP, yang memang dibentuk sebagai alat-alat kekerasan terhadap orang miskin. Padahal lembaga Satpol PP berisikan orang-orang yang sebelumnya tak memiliki pekerjaan (pengangguran), yang lalu direkrut untuk menindas sesamanya, orang-orang miskin. Inilah taktik negara yang mewakili kepentingan kapitalis (pemilik modal) untuk mengadu-domba sesama orang miskin. Olehnya, sudah selayaknya jika Satpol PP dibubarkan.


Sejarah dalam Materialisme (Dialektik) Historis


Kesimpulan Garis Besar Sketsa Evolusi Sejarah
Oleh: Frederick Engels (1)

Mari lah kita simpulkan garis besar sketsa evolusi sejarah.

I. Masyarakat Abad Pertengahan—Produksi individual skala kecil. Alat-alat produksi yang hanya sesuai bagi pengguna individual; karena itu masih primitif, sulit digunakan, kecil manfaatnya, hasil produksinya tidak besar. Hasil produksinya hanya untuk langsung dikonsumsi, segera habis, apakah hanya oleh produsennya sendiri ataupun oleh tuan feodalnya. Bila, setelah dikonsumsi, ada kelebihan hasil produksi, maka kelebihan tersebut bisa lah dijual, masuk dalam perdagangan/pertukaran. Karenanya, produksi barang dagangan masih dalam masa kanak-kanaknya. Tapi, dalam dirinya sudah mengandung cikal bakal anarki terhadap produksi masyarakat pada umumnya.


Keberadaan Kelas dan Materialisme (dialektik) Historis


Kelas-kelas dalam Masyarakat
(Ketika Masih Diperlukan dan Ketika Tidak)

Oleh: Frederick Engels (1)

Telah sering dipertanyakan: seberapa jauh kah berbagai kelas dalam masyarakat masih berguna atau bahkan masih diperlukan? Tentu saja, dengan sendirinya, jawabannya akan berbeda di setiap kurun sejarah. Tentu saja, pada suatu masa, kelas aristokrasi merupakan suatu unsur masyarakat yang tak terelakan (ada) dan masih diperlukan. Namun itu dahulu sekali, sekian lama berselang. Pada masa lainnya, kelas menengah kapitalis atau borjuis⎯seperti orang Prancis menyebutnya⎯lahir sebagai keharusan yang juga terelakan, yang berjuang menentang aristokrasi dan berhasil mematahkan kekuasaan politiknya serta, pada gilirannya, menjadi pre-dominan secara ekonomi dan politik. Namun, sejak terbentuknya kelas-kelas dalam masyarakat, tak pernah ada suatu zaman yang masyarakatnya tanpa kelas pekerja. Nama dan status sosial kelas tersebut pun turut berubah; kelas hamba-sahaya menggantikan kelas budak dan, pada gilirannya pula, ia digantikan oleh kelas pekerja bebas⎯selain bebas dari perhambaan juga bebas dari semua pemilikan materi, kecuali tenaga kerjanya sendiri. Namun, sangat lah jelas: perubahan apapun yang terjadi pada lapisan atas masyarakat⎯mereka yang tidak memproduksi (barang dan jasa)⎯ia tidak dapat hidup tanpa kelas penghasil/produser. Dengan demikian, kelas penghasil lah yang sebenarnya diperlukan dalam semua keadaan⎯walau, bila tiba waktunya, ia tidak akan menjadi suatu kelas lagi, ia akan menjadi keseluruhan masyarakat itu sendiri.


Masyarakat Berkelas, Perjuangan Kelas, dan Materialisme (dialektika) Historis


Kelas-kelas Sosial dan Perjuangan Kelas

Oleh: Doug Lorimer (1)

Apakah yang disebut kelas-kelas sosial itu? Mengapa muncul/terdapat kelas-kelas dalam perkembangan masyarakat? Bagaimana kedudukan dan hubungan antar kelas dalam kehidupan sosial kita? Jawaban yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membawa kita pada pemahaman tentang hakekat gejala-gejala sosial (penting) di zaman modern, seperti negara, hubungan-hubungan politik dan kehidupan ideologis. Pendekatan kelas, yang mengasumsikan bahwa kehidupan masyarakat itu terbagi ke dalam kelas-kelas, merupakan salah satu prinsip metodologi Marxisme yang paling mendasar. Lenin menjelaskan arti penting prinsip tersebut sebagai berikut:

“Orang-orang selalu menjadi korban tipu muslihat atau sering menipu diri sendiri dalam kehidupan politiknya, dan mereka akan terus menerus bersikap demikian bila mereka tidak berhasil memahami kepentigan-kepentingan kelas dibalik tabir moral, agama, sosial-politik, deklarasi-deklarasi dan janji-janji.” (2)

25 April 2010


Materialisme, Dialektika, Sejarah, dan Perspektif Teoritik (Materialisme-Dialektik-Historis)


Produksi Material: Basis Kehidupan Sosial

Oleh: Doug Lorimer (1)

Materi utama materialisme historis: masyarakat manusia dan hukum-hukum perkembangannya yang paling jeneral. Langkah awal untuk menemukan hukum-hukum tersebut: meletakkan peranan produksi material dalam kehidupan masyarakat. Bisa dimengerti, karena tanpa produksi barang-barang material (yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia) masyarakat tak dapat hidup. Proposisi tersebut telah lama diungkapkan dan diakui bahkan jauh sebelum masa Marx dan Engels. Tapi, Marx dan Engels tak berhenti sampai di situ saja; mereka berhasil menemukan hukum (yang mengaturnya): bahwa hubungan-hubungan manusia—saat terlibat dalam produksi barang-barang material—merupakan landasan bagi seluruh hubungan-hubungan sosial yang ada.


Materialisme (Dialektika) Historis Sebagai Ilmu


Materialisme Historis Sebagai Ilmu

Oleh: Doug Lorimer (1)

Materialisme Historis sebagai sebuah ilmu berbicara mengenai hukum-hukum jeneral dan tenaga penggerak perkembangan masyarakat manusia. Seperti halnya semua ilmu yang lainnya, materialisme historis mencoba mengungkapkan esensi obyek yang dipelajarinya dengan jalan memahami hubungan material yang terletak didasar fenomena-yang-muncul dari obyek tersebut.

Seorang ahli fisikia terbesar abad ke-20, Albert Einstein menyatakan: “Kepercayaan akan adanya dunia eksternal, yang terlepas dari perasaan individu, merupakan landasan bagi segala ilmu alam.” (2) Kepercayaan tersebut merupakan pijakan cara-pandang materialis dalam melihat dunia. Namun pandangan materialis sebelum Marx masih tidak konsisten dan terbatas. Cara pandang materialis seperti itu tak bisa menerapkan prinsip-prinsip filsafat materialisme pada studi kehidupan sosial dan sejarah karena masih sarat dengan pandangan-pandangan idealis. (3) Sumbangan terbesar Marx dan Engels bagi perkembangan pemikiran ilmiah adalah karena mereka telah menyempurnakan materialisme yang baru setengah-jadi, yakni, mereka mengembangkannya pada studi tentang masyarakat, sehingga cara pandang materialis dalam melihat dunia, untuk pertama kalinya, menjadi konprehensif dan sepenuhnya konsisten serta efektif, ampuh.


Metode Berpikir Dialektis dalam Materialisme (dialektika) Historis


Pengantar Pokok-pokok Materialisme Historis

Oleh: Doug Lorimer (1)

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan pengantar tentang gambaran umum ide-ide dasar Materialisme historis—teori Marxis tentang sejarah manusia dan sejarah masyarakat.

Bagi Marxis, mempelajari sejarah manusia, tak bisa dipisahkan, juga mempelajari sejarah masyarakat. Menurut Karl Marx dan Frederick Engels, keberadaan manusia “dibedakan dengan binatang karena kesadarannya, karena agamanya atau karena hal-hal lainnya. Mereka mulai membedakan dirinya dengan binatang begitu mereka mulai bisa memproduksi bahan-bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.” (2) Jadi, apa yang membedakan manusia dengan binatang lainnya adalah karena, secara sadar, manusia memproduksi bahan-bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan atau membuat alat produksi yang terbuat dari berbagai macam bahan. Tapi, agar bisa melakukannya, mereka harus secara sadar saling bekerjasama dengan sesamanya. Masyarakat, yang melibatkan kehidupan dan kerja bersama sebagai kelompok yang integratif, merupakan cerminan hasil pengerahan tenaga kerja dalam memproduksi makanan, pakaian dan tempat tinggal. Keharusan manusia untuk saling bekerjasama dalam memenuhi kebutuhannya merupakan landasan berdirinya masyarakat dan landasan sejarah manusia. Dalam konsepsi Marxis, hukum-hukum pokok kehidupan sosial adalah identik dengan hukum-hukum pokok yang mengatur sejarah manusia.


Belajar Dialektika


METODE DIALEKTIK

Ditulis oleh George Novack dalam "An Introduction to the Logic of Marxism", yang merupakan bahan kuliah)

Memahami (secara benar) kemajuan ilmu-pengetahuan—yang, sejak abad ke-16, sudah berkembang begitu luas dalam berbagai bidang—merupakan salah satu cara untuk mempelajari metode dialektika secara lengkap. Kemajuan ilmu-pengetahuan menuntut suatu rekonstruksi (radikal) terhadap ilmu logika, sebagaimana juga meluasnya tenaga produktif kapitalis menuntut suatu transformasi (radikal) terhadap tatanan ekonomi dan politik. Hegel, dalam karya filosofisnya, menuntaskan revolusi dalam ilmu logika tersebut dengan penuh kebimbangan (baca: perhitungan), sebaliknya dari yang dilakukan oleh kaum revolusionis kampungan seperti kaum Jacobin yang, secara serampangan, mencoba menata kembali masyarakat dan negara Perancis. Metode dialektika Hegel, yang juga merupakan suatu prestasi dalam sejarah pemikiran, hanya layak disebandingkan dengan metode dialektika Aristoteles.

22 April 2010


Demo Ricuh, Pagar Kepatihan Dijebol


22 April 2007
YOGYA (KRjogja.com) - Aksi puluhan demonstran yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Menolak Penggusuran (ARMP) berujung pada bentrok dengan aparat Kepolisian, Kamis (22/4). Massa yang bergerak dari parkir Abu Bakar Ali dan berorasi di depan kantor DPRD DIY juga sempat melakukan pengerusakan pagar kantor Gubernur DIY di Kepatihan dan terlibat adu mulut dengan Sat Pol PP.

Massa yang membawa replika babi bertuliskan Lawan SBY tersebut sempat menyampaikan tuntutannya kepada pihak Pemerintah Propinsi (Pemprop) DIY yang diterima Plh Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda Propinsi DIY, Abdul Cholik. Massa yang dikoordinatori Watin ini mengaku tidak terima jika penyelesaian kasus penggusuran baru akan diselesaikan setelah proses Pilkada Bantul usai. Tidak puas dengan jawaban pihak peprop, massa akhirnya melakukan pengrusakan pagar. "Kami ingin sebelum Pilkada ini sudah selesai," katanya.

21 April 2010

Pelajaran SEJARAH DUNIA MODERN untuk Anak-anak


Sumber:
1. Historie Bogan;
2. The Hostory Books;
3. La Historia Del Capitalismo;
4. Dalam Buku Sejarah Dunia Modern, INSAN (Institut Analisa Sosial), Kuala Lumpur, 1985.

I. Pengantar

1. Kisah ini diceritakan berdasarkan tulisan yang dibuat tigapuluh tahun yang lalu. Banyak orang sukar memahami pergolakan dunia saat ini. Mereka tidak paham mengapa terjadi pergolakan. Memang, mereka mendengar radio, menonton TV, membaca banyak buku, namun mereka masih juga gagal memahami perkembangan yang terjadi. Segala yang terjadi seolah-olah tidak ada kaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
2. Dengan demikian, guna memahami masalah tersebut, kita harus terlebih dahulu mempelajari sejarah. Tapi dunia ini terlalu luas dan sejarahnya terlalu panjang. Oleh karena itu, tentunya, rentang waktu kajian tersebut akan panjang sekali. Sekelompok pemuda di Swedia (Pal Rydberg, Gittan Jonsson, Annika Elmquist, Ann Mari Langemar, Carol Baum Schmorleitz, dan Rius) sepakat untuk mengkaji dengan teliti sejarah Eropa dan Afrika sepanjang 500 tahun yang silam. Kemudian, mereka mengunjungi setiap perpustakaan di kota-kota untuk mendapatkan buku-buku yang ada kaitan dengannya. Mereka terus menerus membaca sehingga berhasil mengumpulkan banyak catatan. Setelah itu, mereka mendiskusikan dan memperdebatkan catatan-catatan tersebut. Setelah sekian lama, maka pandangan mereka menjadi semakin jelas. Mereka kini mempunyai cukup bahan dan bersedia menjadikannya sebuah buku (termasuk dalam bentuk kartun) untuk diterbitkan. Tentu saja buku tersebut harus mudah dibaca, mudah dipahami, bahkan oleh anak-anak sekalipun. Lalu mereka membuat kerangka buku tersebut menjadi: buku ringkasan sejarah.

3. Mereka pun menemui beberapa orang untuk merundingkan penerbitannya. Dengan banyak alasan, orang-orang tersebut menolaknya. Namun, akhirnya, ada juga orang yang membantu penerbitannya. Maka mereka pun menerbitkannya dan, di beberapa negeri, sudah diterjemahkan, bakan sudah difilmkan secara berseri. Ya, inilah buku tentang SEJARAH DUNIA MODERN.

II. Perjalanan Para Pengembara
1. Kehidupan Eropa Tengah pada tahun 1400-an. Eropa Tengah terdiri dari beberapa kerajaan kecil, yang dipisahkan oleh hutan-hutan lebat. Rakyat di satu negeri tidak tahu menahu apa yang terjadi di negeri lain. Mereka tidak bisa dan tidak mau menjelajah menembus hutan belantara di sekeliling mereka untuk mengetahuinya, karena mereka tahut binatang buas, hantu atau makhluk lain yang berbahaya. Rakyat hidup dengan berburu dan mengumpulkan bahan-bahan keperluan, di samping bercocok tanam dan beternak. Anak-anak tidak bersekolah karena sekolah belum lah ada. Tidak ada pekerja atau buruh pabrik karena pabrik belum lah ada. Yang ada hanyalah TANAH, tempat mereka tinggal dan bekerja. Kaum TANI, PETANI, mengerjakan tanah, para TUKANG yang mahir membuat alas kaki, bajak atau pakaian di pasar kecil; dan PEMBESAR atau PENGUASA NEGERI (biasanya bangsawan) tinggal di istana di dalam kota; sedangkan PADRI/PASTOR berkhotbah di gereja.

Seruan Mayday AYO BURUH PEREMPUAN TURUN KE JALAN, REBUT HAKMU, LAWAN REZIM KAPITALIS PENINDAS RAKYAT DAN PEREMPUAN, SBY-BUDIONO BANGUN PERSATUAN KAUM GERAKAN DAN RAKYAT YANG DEMOKRATIK, MANDIRI, FEMINIS DAN EKOLOGIS!

Salam kesetaraan!!

Mayday atau hari buruh sedunia diperingati setiap tahun oleh kaum buruh dengan turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan kesejahteraan kaum buruh. Mayday mulai diperingati sejak 1 Mei 1890, setelah setahun sebelumnya ditetapkan sebagai Hari Buruh Internasional dalam Kongres Sosialis Internasional 1889. Dipilihnya 1 Mei sebagai hari buruh adalah untuk memberikan penghormatan kepada gelombang aksi-aksi pemogokan dan mobilisasi kaum buruh yang merebak di Eropa dan Amerika Serikat untuk menuntut pemberlakukan 8 jam kerja/hari, yang pada tanggal 1 Mei 1886 sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mulai mengadakan demonstrasi besar-besaran selama 4 hari di mana pada tanggal 4 Mei polisi membubarkan aksi di Chicago dengan penembakan dan bom yang menewaskan 8 orang buruh dan ratusan buruh lainnya terluka. Pimpinan-pimpinan buruh sendiri dihukum mati.
Namun, gerakan tidak berhenti, pemogokan umum terjadi dimana-mana secara besar-besaran. Kaum buruh perempuan juga memberikan andil yang cukup besar dalam aksi-aksi tersebut. Sejak tahun 1959, buruh perempuan membentuk serikat buruh perempuan pertama di New York dan memasukkan tuntutan 8 jam kerja sebagai salah satu tuntutannya. Gelombang aksi buruh-buruh perempuan terjadi pada 8 Maret 1908 yang melibatkan 15.000 buruh yang menuntut 8 jam kerja. Pemogokan umum itu sangat menakutkan kaum kapitalis, yang akhirnya di berbagai negara kebijakan 8 jam kerja diberlakukan. Dari sejarah kita mengetahui bahwa kebijakan 8 kerja yang hari ini dirasakan oleh kaum buruh adalah hasil dari perjuangan yang militan dan bersatu.

Statement of support for ILGA congress in Surabaya

National Commitee of Perempuan Mahardhika (Free Women)-Indonesia

Press Release

- Allow the ILGA conference in Surabaya to go ahead
- Fight all forms of discrimination against lesbian, gay, bisexual and transgender people
- Recognise the rights of lesbian, gay, bisexual and transgender people to obtain education, healthcare, gainful employment, to organise and to live without fear
- Provide productive employment for women and lesbian, gay, bisexual and transgender people

Fraternal greetings of equality,

The opposition, banning and condemnations against the International Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender and Intersex Association (ILGA) Congress in the East Java provincial capital of Surabaya is a violation of basic human rights and an undemocratic act!

In the lead up to the forth Asia ILGA congress that was to be held in Surabaya on March 26-28, there were a number of objections raised by organisations such as the Indonesian Ulama Council (MUI), the mass Islamic organisation Muhammadyah and various other groups and individuals on that the grounds that it would violate human rights and was not in accordance with Indonesian culture.

Political positions such as this hinder the process of advancing democratisation in Indonesia, and as we know, over the period of reformasi the process of democratisation in Indonesia has continued to decline in quality. There is already much evidence of how democratic space has not been provided in full to the poor, women and for lesbians, gays, bisexuals and transgender (LGBT) people.

Venezuela: Diskusi Mengenai Undang-undang Organik untuk Keadilan dan Kesetaraan Jender

Oleh: Jessie Blanco-Marea Sosialista
Sumber: venezuelanalysis.com, 3 Agustus 2009


Saat ini di Majelis Nasional sedang dibahas rancangan undang-undang untuk keadilan dan kesetaraan jender, diadopsi dari dari diskusi putaran pertama dan pada poin yang disetujui pada diskusi yang kedua, meskipun kita tidak tahu apakah usulan dari Romelia Matute, MP dan promotor Artikel 8 dari rancangan undang-undang kontrovesial yang menetapkan bahwa “setiap orang memiliki hak untuk melaksanakan orientasi dan identitas seksual dengan bebas dan tanpa diskriminasi, dan sebagai konsekuensinya, negara akan mengakui kehidupan bersama sebagai pasangan antara dua orang yang memiliki jenis kelamin yang sama melalui kesepakatan bersama”. Dalam Artikel itu juga menyatakan bahwa orang yang merubah jenis kelaminnya melalui pembedahan atau prosedur lainnya, memiliki hak untuk diakui identitasnya dan untuk memperoleh atau memodifikasi dokumen-dokumen menyangkut identitas seksual mereka”, ini akan membantu negara untuk menciptakan kondisi bagi integrasi sosial mereka “dalam kondisi setara”.

RUU ini bertujuan untuk memastikan dan mempromosikan hak-hak perempuan dan laki-laki didasarkan pada kesetaraan, keadilan, tanggung jawab dan non-diskriminasi yang ditetapkan dalam undang-undang, perjanjian internasional dan konvensi yang ditandatangani oleh negara. Termasuk didalamnya hak-hak seksual dan reprodusi dan kebebasan untuk memilih apakah mau memiliki anak atau tidak (bersadarkan pada Artike 76 dalam Undang-undang Dasar). Namun, perlu diketahui bahwa draft pertama, yang telah diubah secara substansial dalam pembahasan pertama, termasuk definisi yang lebih luas dan hak-hak reproduksi seksual termasuk "hak untuk tidak mati yang disebabkan kesehatan seksual dan reproduksi oleh karena bisa diprediksi dan dicegah”.

STATEMENT SOLIDARITAS: MENGUTUK PEMBUNUHAN PENDETA PERIANUS TABUNI DI PUNCAK JAYA PAPUA, HENTIKAN KEKERASAN TERHADAP RAKYAT PAPUA

Komite Nasional
PEREMPUAN MAHARDHIKA
Sekretariat: Jalan Tebet Timur Dalam VIII P No 16 Jakarta Selatan
Tel/Fax: 0218298425, email: mahardhika.kita@gmail.com

Pernyataan Sikap
STATEMENT SOLIDARITAS:
MENGUTUK PEMBUNUHAN PENDETA PERIANUS TABUNI DI PUNCAK JAYA PAPUA,
HENTIKAN KEKERASAN TERHADAP RAKYAT PAPUA SEKARANG JUGA!

Salam Kesetaraan!
Kekerasan demi kekerasan, pembunuhan demi pembunuhan, terjadi terus-menerus di bumi Papua, nyawa manusia seakan-akan tidak ada harganya. Pendeta Perianus Tabuni telah dibunuh dengan kejam di Puncak Jaya yang merupakan kejahatan keempat dalam tahun 2010 ini yang dilakukan oleh milisi Merah Putih, bentukan TNI.

Reformasi 98 telah membuka ruang demokrasi di indonesia melalui perjuangan aksi massa mahasiswa dan rakyat yang menumbangkan simbol kediktatoran Soeharto. Kemajuan tenaga produktif menuntut terbukanya ruang demokrasi, yang selanjutnya di bawah demokratisasi itu, memberikan atmosfer bagi perkembangan tenaga produktif lebih maju lagi. Namun, tidak ada demokrasi di Papua. Tenaga produktif yang masih sangat rendah, tercerai-berai, dan konflik antar suku yang berkepanjangan sangat menguntungkan bagi keberadaan modal Freeport di Papua.

Telah selama 42 tahun Papua dijajah oleh PT. Freeport-McMoRan Copper and Gold inc. melalui anak perusahaannya PT. Freeport Indonesia Inc, yaitu dari tahun 1967, dua tahun sebelum Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) dilaksanakan. Artinya, secara hukum, Kontrak Karya yang ditandatangani oleh Soeharto ketika belum menjadi presiden itu, tidak sah. Tapi tak ada hukum di mata modal. Penghisapan Freeport atas bumi Papua yang berserakan emas, tembaga, perak, molybdenum dan rhenium dibangun di atas kekerasan oleh kekuatan militer TNI dan milisi sipil yang dibiayai oleh PT. Freeport. Kekerasan memang bukan hal yang baru di Papua, tercatat dalam rentang tahun 1975-1997, terjadi 160 kasus pembunuhan di sekitar Freeport.

Pers Realease Bersama: Tangkap dan Penjarakan Pelaku Penyerangan, Pengrusakan dan Pembubaran Paksa Konferensi ILGA!

Sabtu, 27 Maret 2010

Pers Realease Bersama

Tangkap dan Penjarakan Pelaku Penyerangan, Pengrusakan dan Pembubaran Paksa Konferensi ILGA!
Pemerintahan SBY-Budiono Gagal Dalam Penegakkan HAM dan Melindungi Kaum LGBTIQ!
Lawan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Kaum LGBTIQ!

Salam Demokrasi dan Setara!
Tindakan pengrusakan, penyerbuan, pembubaran dan penyerangan yang dilakukan oleh Forum Umat Islam (FUI) seperti menyegel kantor Gaya Nusantara, menyerbu dan melakukan swiping terhadap peserta konferensi ILGA di Hotel Oval merupakan tindakan yang tidak bisa dibiarkan dan harus diberikan sanksi hukum karena sudah melanggar prinsip-prinsip demokrasi dan memalukan Indonesia di mata Internasional.